Ticker

10/recent/ticker-posts

Ad Code

Klik Disini

Pemerintah Fokus pada Evaluasi dan Penanganan Insiden di Pesantren Al Khoziny

BERKAH News24 - Pemerintah melalui Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menegaskan fokus utamanya saat ini adalah pada evaluasi menyeluruh dan penanganan lanjutan terhadap insiden runtuhnya bangunan Musala Pondok Pesantren Al Khoziny di Sidoarjo, Jawa Timur.

Langkah tersebut dilakukan untuk memastikan seluruh proses pencarian korban, pembersihan puing, hingga mitigasi risiko kesehatan dan keselamatan warga berjalan secara cepat, terukur, dan aman.

Berdasarkan data hingga Minggu (5/10/2025), pukul 12.00 WIB, tim pencarian dan pertolongan (SAR) gabungan telah menemukan 12 jenazah dan satu potongan tubuh manusia dari balik reruntuhan bangunan. Dengan penemuan tersebut, jumlah korban meninggal dunia meningkat menjadi 37 orang, sementara dua potongan tubuh korban telah dievakuasi.

Jumlah korban hilang yang masih dalam pencarian kini tersisa 26 orang, namun data tersebut masih bersifat sementara berdasarkan absensi santri yang dirilis pihak pesantren. “Data ini masih sementara karena bersumber dari pihak pondok pesantren. Hasil akhir akan kami pastikan setelah seluruh beton dan puing terangkat hingga mencapai lantai dasar,” kata Deputi Bidang Penanganan Darurat BNPB, Mayjen TNI Budi Irawan, Minggu (5/10/2025).

Menurut laporan di lapangan, jenazah paling banyak ditemukan di lantai satu sisi utara setelah lebih dari 60 persen reruntuhan berhasil diangkat. "Yang paling banyak ditemukan ada di lantai satu,” ujar Budi.

Proses pembersihan puing reruntuhan yang telah mencapai lebih dari 60 persen menemui kendala karena adanya beton yang terhubung dengan bangunan di sebelah musala.

Untuk mengantisipasi risiko kerusakan bangunan lain, BNPB menggandeng tim ahli dari Institut Teknologi Surabaya (ITS) guna melakukan investigasi forensik struktur bangunan dan memberikan rekomendasi teknis kepada tim pembersih. “Beton ada yang menempel dan terhubung dengan bangunan di sebelahnya. Tim ITS akan memberikan petunjuk agar proses pembersihan tidak menimbulkan kerusakan tambahan,” terang Budi.

Memasuki hari ketujuh pascakejadian, tim SAR terus bekerja tanpa henti dalam sistem kerja bergantian setiap tiga jam. Beberapa personel mulai menunjukkan gejala kelelahan dan gangguan kulit akibat kondisi lingkungan yang ekstrem.

Dinas Kesehatan setempat menambah dukungan layanan kesehatan berupa pemberian suplemen vitamin serta penanganan medis bagi personel yang mengalami gatal-gatal.

Layanan khusus juga disiapkan untuk menjaga stamina para petugas agar dapat terus bekerja optimal hingga seluruh proses pencarian dan pembersihan selesai.

Waspadai Dampak Kesehatan Pascabencana

BNPB bersama Pusat Krisis Kesehatan RI dan Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur juga menyoroti potensi munculnya penyakit akibat proses pembusukan jenazah yang telah memasuki hari ketujuh.

Meski jenazah korban bencana umumnya tidak menularkan penyakit berbahaya secara langsung, cairan pembusukan berisiko mencemari sumber air bersih di sekitar lokasi, terutama di wilayah padat penduduk. “Kami menambah penyemprotan insektisida dan disinfektan serta memperkuat pengelolaan lingkungan agar tidak muncul penyakit berbasis lingkungan seperti diare, kolera, atau tifoid,” kata Budi.

Selain itu, BNPB juga menambah pasokan Alat Pelindung Diri (APD) bagi petugas di lapangan, termasuk kacamata pelindung, sarung tangan, masker, dan sepatu bot standar sekali pakai. "Semua kebutuhan APD dan perlengkapan lain akan kami dukung penuh,” tegas dia.

Layanan Psikososial bagi Keluarga Korban

Untuk mengantisipasi trauma psikologis akibat aktivitas evakuasi yang intens, pemerintah daerah bersama Dinas Kesehatan membuka layanan psikososial gratis di posko kesehatan dekat lokasi kejadian.

Layanan ini terbuka bagi masyarakat umum, khususnya keluarga korban dan wali santri yang masih menunggu kepastian nasib anggota keluarganya.

Sebagai bentuk dukungan tambahan, Pusat Krisis Kesehatan (Puskris) dan Dinas Kesehatan juga menyediakan layanan pijat refleksi dan bekam tradisional bagi keluarga korban yang mulai mengalami kelelahan dan gangguan kesehatan ringan.

BNPB, Basarnas, TNI, Polri, dan seluruh unsur yang terlibat terus memohon dukungan dan doa agar seluruh proses penyelamatan dan penanganan kemanusiaan dapat diselesaikan secepat mungkin dengan hasil maksimal.

close
Pasang Iklan Disini