BERKAH News24 - Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Jawa Timur (Kadis Kominfo Jatim) Sherlita Ratna Agustin, menegaskan pentingnya transformasi digital dalam memperkuat tata kelola organisasi Muslimat Nahdlatul Ulama (NU).
Hal itu Dia sampaikan saat menjadi pembicara dalam Pertemuan Rutin XI Himpunan Da’iyah dan Majelis Taklim (HIDMAT) Muslimat NU se-Jawa Timur brertajuk 'Hidmat Bertransformasi Digital Menuju Organisasi Tangguh, Solid, dan Mandiri', yang digelar di Asrama Haji Sukolilo, Surabaya.
Dengan materi paparan berjudul, 'Transformasi Digital Sistem Informasi Manajemen Muslimat', Sherlita menyampaikan bahwa sistem informasi manajemen menjadi kunci dalam membangun ekosistem organisasi yang inklusif, transparan, dan modern.
“Transformasi digital Muslimat NU menjadi langkah penting dalam membangun ekosistem organisasi yang inklusif, transparan, dan modern. Dengan sistem informasi manajemen yang terintegrasi, kami ingin memastikan seluruh layanan Muslimat NU dapat dikelola secara efektif, efisien, serta mendukung pemberdayaan anggota di seluruh tingkatan,” tegas Sherlita.
Diuraikannya, penetrasi internet di Indonesia telah mencapai 80,66 persen pada tahun 2025, atau setara 229 juta jiwa dari total penduduk. Sementara di Jawa Timur, penetrasi internet bahkan lebih tinggi, yakni 82,19 persen. Mayoritas pengguna didominasi generasi milenial, dengan perempuan berkontribusi hampir separuh dari total pengguna internet.
Peluang Muslimat NU di Era Digital
Kondisi tersebut, menurut Sherlita, menjadi peluang besar bagi Muslimat NU untuk memperkuat peran organisasi melalui pemanfaatan teknologi digital. Berbagai indikator juga menunjukkan capaian positif Jawa Timur dalam literasi digital, termasuk Indeks Literasi Digital (3,75, di atas rata-rata nasional) dan Indeks Masyarakat Digital (3,62 – Sangat Baik).
Lebih lanjut, Sherlita menjelaskan manfaat Sistem Informasi Manajemen Muslimat, antara lain pengelolaan data anggota dan program yang lebih luas, koordinasi lintas tingkatan (pusat–wilayah–cabang–ranting), serta transparansi bagi donatur, mitra, dan pemerintah.
"Terlebih, Muslimat NU juga sudah mulai mengimplementasikan sejumlah Quick Wins digitalisasi, seperti, pendaftaran anggota secara online dengan kartu virtual, dashboard keanggotaan dan kegiatan per wilayah, modul pelatihan online dengan sertifikat digital, migrasi laporan rutin ke sistem digital, serta pelatihan dasar admin di tingkat PW dan PC," ujarnya.
Perkembangan digitalisasi di semua sektor, dikatakan Sherlita, membuat Muslimat NU perlu juga untuk didorong mampu menggunakan dan memanfaatkannya dengan baik.
“Dengan digitalisasi, Muslimat NU tidak hanya mampu mempercepat pelayanan dan pengelolaan organisasi, tetapi juga membuka jalan bagi pemberdayaan ekonomi, sosial, dan pendidikan anggota secara lebih luas,” pungkas Sherlita.(vin/s)