BERKAH News24 - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lumajang resmi memulai pembangunan jembatan Curah Maling dan Curah Kebo yang sebelumnya putus akibat hujan deras dan longsor.
Pengerjaan dimulai Kamis (30/10/2025), tepat 42 hari setelah kedua jembatan tersebut ambruk ke Sungai Kali Tutur. Pembangunan ini menjadi langkah strategis untuk memulihkan konektivitas vital antara Kecamatan Senduro dan Gucialit.
Bupati Lumajang, Indah Amperawati, menyampaikan bahwa percepatan pembangunan ini menjadi prioritas untuk mengembalikan aktivitas masyarakat, terutama di sektor ekonomi dan pendidikan.
“Mulai hari ini, pembangunan jembatan Curah Maling dan Curah Kebo insyaallah mulai dilaksanakan. Mohon doa agar prosesnya berjalan lancar dan segera dapat dilalui oleh masyarakat luas,” ujar Bupati saat meninjau lokasi.
Pembangunan menggunakan konstruksi jembatan Bailey portabel, yakni teknologi yang memungkinkan pemasangan cepat dan kokoh, serta aman terhadap arus sungai. Lebar jembatan juga diperluas dari semula 3,5 meter menjadi 4,2 meter guna menampung volume kendaraan yang meningkat dan memberikan kenyamanan bagi pengguna.
Sebelum proyek dimulai, warga telah bergotong royong membangun jembatan darurat dari kayu dan bambu untuk memfasilitasi mobilitas sementara. Bupati Indah menekankan bahwa kolaborasi antara pemerintah dan masyarakat menjadi kunci keberhasilan pemulihan pascabencana.
“Semangat warga menjadi motor penggerak, pemerintah hadir untuk memperkuat dan mempercepat proses agar manfaatnya langsung dirasakan,” tambahnya.
Wakil Bupati Lumajang, Yudha Adji Kusuma, menuturkan bahwa keberadaan jembatan tersebut sangat penting untuk menunjang aktivitas sosial-ekonomi, distribusi logistik, serta mobilitas warga di dua kecamatan.
“Jembatan bukan sekadar bangunan fisik, tetapi juga jembatan kehidupan. Semakin cepat dibangun, semakin cepat pula masyarakat bisa kembali beraktivitas normal,” jelasnya.
Pemerintah daerah menargetkan jembatan Bailey dapat digunakan dalam waktu dekat, sembari menyiapkan pembangunan jembatan permanen yang lebih kokoh dan berkelanjutan.
Jembatan Curah Maling dan Curah Kebo menjadi simbol komitmen pemerintah daerah dalam merespons bencana secara cepat, tepat, dan kolaboratif. Pembangunan ini sekaligus menegaskan prinsip dasar bahwa solidaritas masyarakat dan kehadiran pemerintah merupakan fondasi utama dalam proses pemulihan.












