BERKAH News24 - Bupati Lumajang, Indah Amperawati, menyampaikan rasa bangga atas kedewasaan dan ketenangan para santri dalam menyampaikan aspirasi secara damai dan bermartabat.
“Saya bangga karena para santri menyampaikan aspirasi dengan cara yang santun dan terhormat. Ini menunjukkan bahwa pesantren adalah pusat pendidikan moral yang mencerahkan masyarakat,” ungkap Indah di depan Pendopo Aryawiraraja, Kabupaten Lumajang.
Menurutnya, kritik yang disampaikan dengan santun merupakan bagian dari pendidikan masyarakat yang sehat. Di tengah derasnya arus informasi digital, santri hadir sebagai penyeimbang mengingatkan publik untuk tetap menghargai etika dan tanggung jawab sosial.
Bagi para santri, aksi ini tidak hanya menjadi sarana menyuarakan pendapat, tetapi juga gerakan moral untuk memperkuat pendidikan karakter di masyarakat. Setiap langkah tertib dan doa yang dipanjatkan menjadi simbol kesadaran sosial yang mendidik publik.
Aksi damai santri Lumajang, lanjut Indah, merupakan refleksi bahwa pembangunan bangsa tidak hanya diukur dari kemajuan fisik, tetapi juga dari kualitas moral, etika, dan solidaritas sosial.
“Dari Lumajang, santri mengirim pesan bahwa keteduhan, kesantunan, dan niat baik adalah kekuatan untuk mencerahkan publik dan memperkuat kebersamaan,” ujarnya.
Menanggapi hal tersebut, Ketua PCNU Lumajang, Mohammad Darwis, menegaskan bahwa kegiatan tersebut lahir dari cinta dan kepedulian terhadap pesantren, bukan dari amarah atau kepentingan lain.
Ia menilai bahwa media memiliki peran besar dalam membentuk opini publik, sehingga perlu dijalankan dengan prinsip kehati-hatian dan penghormatan terhadap nilai agama dan budaya.
“Kami datang untuk menyampaikan aspirasi dengan cara yang santun. Pesantren adalah sumber pendidikan karakter, dan kami ingin nilai-nilai itu tetap dihargai,” ujarnya.
Darwis menambahkan bahwa pesantren telah menjadi pusat pendidikan moral dan kebangsaan, melahirkan generasi berakhlak mulia serta peduli terhadap masyarakat. Menurutnya, menjaga marwah pesantren berarti menjaga fondasi pendidikan karakter bangsa.