BERKAH News24 - Sebagai upaya meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya literasi digital, Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Provinsi Jawa Timur menggelar Forum Peningkatan Literasi Digital Masyarakat di Kabupaten Bojonegoro.
Bertajuk "Bermedia Sosial yang Aman, Bijak dan Bertanggung Jawab", forum ini dihadiri ratusan peserta dari berbagai lapisan masyarakat, termasuk pelajar, guru, penggiat media, dan tokoh pemuda.
Kegiatan ini bertujuan untuk memperkuat kemampuan masyarakat dalam menggunakan media sosial secara cerdas, memahami potensi dan risiko ruang digital, serta menghindari penyebaran hoaks yang kian marak di tengah arus informasi global.
Kepala Bidang Sandi Diskominfo Jatim, Achmad Fadlil Chusni, selaku narasumber utama menyampaikan pentingnya penguatan literasi digital sebagai bekal utama masyarakat dalam menghadapi tantangan era digital.
“Di era digital saat ini, media sosial bukan sekadar ruang ekspresi, tetapi juga cermin integritas pribadi dan tanggung jawab sosial. Melalui forum ini, kami mendorong masyarakat untuk cakap digital—aman dalam menjaga data, bijak dalam menyebarkan informasi, dan bertanggung jawab dalam setiap jejak digital yang ditinggalkan,” tegasnya.
Ia menambahkan, bahwa tantangan di era digital bukan hanya pada akses informasi yang melimpah, tetapi juga pada kemampuan masyarakat dalam memilah dan memverifikasi kebenaran informasi tersebut. Dalam paparannya, Fadlil juga menyinggung pentingnya perlindungan data pribadi dan etika berinteraksi di ruang maya.
Forum ini juga menghadirkan H. Budiono, Anggota Komisi A DPRD Provinsi Jawa Timur, sebagai pemateri pertama. Dalam materinya bertajuk "Pentingnya Literasi Digital di Era Globalisasi Informasi", Budiono menekankan bahwa literasi digital bukan lagi pilihan, melainkan kebutuhan pokok dalam kehidupan modern.
“Kita tidak bisa lagi mengandalkan pemahaman konvensional. Di tengah globalisasi informasi, masyarakat harus dibekali kemampuan untuk menyaring informasi, memahami dampak ujaran kebencian, serta berperan aktif menjaga ekosistem digital yang sehat,” tutur Budiono.
Ia juga mendorong peran pemerintah daerah dan dunia pendidikan untuk memasukkan literasi digital dalam kegiatan pembelajaran, sehingga generasi muda lebih siap dan tahan terhadap paparan informasi negatif di dunia maya.
Sementara itu, pemateri kedua, Iwan Siswoyo dari Dinas Kominfo Bojonegoro, mengupas sisi praktis dari penggunaan media sosial dengan materi berjudul "Media Sosial: Peluang dan Risiko". Ia menjelaskan bahwa media sosial bisa menjadi alat pemberdayaan jika digunakan secara tepat, namun juga bisa menimbulkan dampak negatif jika tidak disertai kesadaran dan tanggung jawab.
Menurut Iwan, berbagai kasus penyebaran hoaks, pencurian data pribadi, hingga ujaran kebencian yang terjadi di media sosial, sebagian besar disebabkan oleh minimnya pemahaman pengguna terhadap aturan dan etika digital.
Forum ini menjadi ajang edukasi sekaligus diskusi terbuka antara pemangku kebijakan dan masyarakat dalam merumuskan langkah bersama membangun lingkungan digital yang sehat, inklusif, dan produktif.
Kegiatan ditutup dengan sesi tanya jawab yang interaktif, di mana para peserta menyampaikan berbagai keresahan dan pertanyaan seputar keamanan digital, etika bermedia sosial, serta regulasi yang mengatur aktivitas daring.
Melalui forum ini, Diskominfo Jatim berharap masyarakat Bojonegoro dapat menjadi pelopor dalam penggunaan media sosial secara cerdas dan bertanggung jawab, serta turut menjaga ruang digital Indonesia agar tetap kondusif, informatif, dan beretika. (jal/s)