BERKAH News24 - Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, meninjau pelaksanaan Tes Kompetensi Akademik (TKA) tingkat SMA/SMK/MA di SMAN 6 Surabaya, Senin (3/11/2025). Kegiatan ini merupakan pelaksanaan perdana secara nasional sebagai langkah baru dalam mengukur standar kompetensi siswa kelas XII.
Gubernur Khofifah menjelaskan, sebanyak 390.186 siswa dari 4.323 unit pendidikan di Jawa Timur, termasuk peserta Paket C dan sekolah luar biasa (SLB), mengikuti TKA yang dilaksanakan secara serentak dengan mata pelajaran wajib dan pilihan.
“Ini bukan hanya hari pertama, tapi pertama kali digunakan untuk mengukur kompetensi siswa SMA, SMK, Madrasah Aliyah, dan SLB. Ada 390.186 siswa yang ikut dari lebih dari empat ribu sekolah,” ujar Khofifah.
Ia menegaskan, bahwa TKA ini tidak menentukan kelulusan siswa, namun menjadi indikator penting dalam seleksi jalur prestasi masuk Perguruan Tinggi Negeri (PTN). “Tes ini tidak menentukan kelulusan, tapi sangat menentukan untuk jalur prestasi. Karena jalur ini menjadi bagian penting dalam menentukan standar masuk PTN baik fakultas maupun program studi yang dituju,” terangnya.
Untuk memastikan pelaksanaan berjalan lancar, Gubernur Khofifah menekankan pentingnya dukungan teknis seperti kelancaran listrik dan jaringan internet. Ia memastikan pihak PLN hadir di lapangan untuk menjamin arus listrik stabil dan ketersediaan genset di setiap lokasi. “Saya sudah minta PLN untuk memastikan arus listrik aman dan genset siap. Jangan sampai siswa sedang mengerjakan soal lalu listrik padam atau jaringan terganggu,” ungkapnya.
Selain kesiapan teknis, Gubernur Khofifah juga menyoroti pentingnya dukungan dari orang tua, guru, dan sekolah untuk menjaga ketenangan mental siswa selama ujian. “Kesiapan nonteknis seperti doa orang tua, dukungan guru, dan semangat anak-anak juga sangat penting. Pasti ada yang grogi, tapi mayoritas Insya Allah siap,” imbuhnya.
Selama enam tahun berturut-turut sejak 2020 hingga 2025, Jawa Timur menjadi provinsi dengan jumlah tertinggi siswa yang diterima di PTN baik melalui jalur tes maupun tanpa tes. Melalui TKA ini, Gubernur Khofifah berharap capaian tersebut dapat terus dipertahankan.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur, Aries Agung Paewai, menjelaskan bahwa pelaksanaan TKA tahun ini dibagi menjadi dua gelombang, yakni gelombang pertama pada 3–4 November dan gelombang kedua pada 5–6 November 2025.
Menurutnya, pemerintah telah menyiapkan dua sistem penyelenggaraan, yaitu online penuh dan semi online, untuk mengantisipasi kondisi geografis dan keterbatasan jaringan di daerah tertentu. “Ada dua sistem yang digunakan, yaitu sistem online secara penuh dan sistem semi online. Karena di Indonesia masih ada wilayah-wilayah terpencil, termasuk di kepulauan. Dengan sistem semi online, soal-soal akan ditarik dulu, dikerjakan, lalu hasilnya dikirim kembali secara online,” jelas Aries.
Ia menegaskan, bahwa seluruh langkah antisipasi sudah disiapkan bersama berbagai pihak, mulai dari provider jaringan internet hingga PLN, agar tidak terjadi gangguan teknis selama ujian berlangsung.“Kami sudah berkoordinasi dengan provider dan PLN. Semua daerah sudah menyiapkan komponen kelistrikan, bahkan PLN menyiapkan genset di sejumlah titik untuk mengantisipasi gangguan akibat hujan deras atau beban listrik tinggi,” ujarnya.
Aries juga menekankan bahwa TKA menjadi instrumen penting untuk mengukur kompetensi riil siswa, bukan sekadar nilai di rapor. “Kalau dulu ukuran kemampuan siswa dilihat dari rapor, sekarang lebih nyata karena berdasarkan hasil TKA. Ini menunjukkan sejauh mana pemahaman dan potensi anak-anak setelah belajar dari kelas X sampai XII,” tutur Aries.
Ia menambahkan, bahwa pemerintah telah mempersiapkan kebijakan ini jauh hari sebelumnya, termasuk melalui berbagai simulasi dan uji coba di sekolah. “Kalau ada yang bilang TKA ini mendadak, sebenarnya sudah direncanakan jauh sebelumnya. Kami sudah lakukan berbagai simulasi dan sosialisasi. Bahkan di sekolah-sekolah, anak-anak sangat antusias mengikuti TKA ini,” pungkasnya.(hjr)












