BERKAH News24 - Stadion R.P. Moh. Noer, Kampung Skep, Kelurahan Bancaran, Bangkalan, dipadati ribuan penonton yang antusias menyaksikan Grand Final Karapan Sapi Piala Presiden 2025. Sebanyak 24 pasang sapi terbaik dari seluruh Madura Raya berlaga memperebutkan trofi bergengsi dalam ajang budaya tahunan yang menjadi kebanggaan masyarakat Madura.
Suasana stadion penuh sorak-sorai pendukung sejak pagi hari. Setiap pasangan sapi tampil dengan kekuatan dan kecepatan terbaiknya di lintasan karapan, memperebutkan gelar juara dan kehormatan sebagai sapi tercepat di Pulau Garam.
Acara bergengsi ini dihadiri sejumlah pejabat, antara lain Bupati Bangkalan Lukman Hakim, Dankodiklatal Letjen TNI (Mar) Nur Alamsyah, Kepala Bakesbangpol Jatim Eddy Supriyanto.
Dalam sambutannya, Bupati Bangkalan Lukman Hakim menegaskan bahwa karapan sapi bukan hanya perlombaan adu cepat, melainkan juga wadah mempererat silaturahmi dan menjaga warisan budaya asli Madura.
“Karapan sapi adalah simbol kerja keras, kekompakan, dan kebanggaan masyarakat Madura. Tugas kita bersama adalah menjaga agar warisan leluhur ini tetap hidup, dihargai, dan dibanggakan anak cucu kita,” ujar Bupati Lukman.
Sementara itu, Kepala Bakesbangpol Jatim Eddy Supriyanto
menyampaikan bahwa karapan sapi telah menjadi bagian dari kalender pariwisata
Jawa Timur dan diakui secara nasional sebagai budaya khas Indonesia. “Mari kita
terus lestarikan budaya warisan leluhur dengan penuh kecintaan,” ungkapnya.
Di sisi lain, Dandim 0829/Bangkalan Letkol Inf Nanang Fahrur Rozi turut memberikan apresiasi atas antusias masyarakat dan seluruh pihak yang menjaga keamanan selama kegiatan berlangsung. “Karapan sapi adalah simbol kebersamaan dan semangat masyarakat Madura yang patut kita lestarikan,” katanya.
Pertandingan berlangsung ketat dan meriah. Untuk kategori kelas bawah, hasil akhir menetapkan:
Juara 1: King Hajar Bos 99 – H. Rosi (Pamekasan)
Juara 2: Gagak Sakti – H. Tohir (Bangkalan)
Juara 3: Sernaser 99 – H. Rosi
Sementara untuk kelas atas, keputusan masih menunggu
hasil final dewan juri karena adanya protes dari salah satu peserta. (hjr)