BERKAH News24 - Mahasiswa Universitas Airlangga (Unair) kembali ukir prestasi di kancah internasional pada ajang Indonesia Inventors Day (IID) 2025. Kompetisi tersebut terselenggara di SMESCO Hall, Jakarta.
Diikuti oleh 1.180 peserta dari 42 negara, Seal Team, perwakilan dari Unair, berhasil sabet Silver Medal dalam kategori Information, Communication, and Technology/IoT and Apps/Educational and Teaching Tools Materials.
Seal Team beranggotakan tujuh orang lintas program studi. Antara lain Andini Ariani Carolina (Teknologi Hasil Perikanan), Alfito Putra Ginarta (Teknologi Hasil Perikanan), Dionisius Jeconia Soerjanto (Teknik Robotika dan Kecerdasan Buatan), Muhammad Adrian Wirakusumah (Sistem Informasi), Ishak Vransisco Waraney Goklas Pandjaitan (Teknik Robotika dan Kecerdasan Buatan), Alifah Rahmah (Rekayasa Nanoteknologi). Mereka juga berkolaborasi dengan mahasiswa dari Ilmu Teknologi Kalimantan, Farrel Bhanu Mahardhika.
Fokus pada subtema pendidikan, Seal Team mengusung inovasi berjudul SEAL: Development of the AI-Integrated Sea Learning Adventure Application Engagement for Action and Learning in Ocean Conservation through the Pancasila Student Profile Project.
SEAL (Sea Learning Adventure) merupakan aplikasi pembelajaran berbasis artificial intelligence (AI) yang mengintegrasikan virtual learning dengan aksi nyata konservasi laut. Berbasis edutainment, platform ini memungkinkan siswa untuk belajar ekosistem laut melalui game interaktif, tantangan digital, dan misi lapangan yang nyata.
Keunikan SEAL terletak pada penerapan Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5). P5 adalah model pendidikan yang menekankan pembelajaran berbasis proyek untuk menumbuhkan karakter kritis, gotong royong, mandiri, serta kepedulian lingkungan. Menjawab tantangan global, SEAL juga mendukung beberapa poin SDGs, seperti poin 4 (Quality Education), 13 (Climate Action), dan 14 (Life Below Water).
“Karena memang di Indonesia sendiri pendidikannya itu kurikulumnya pakai P5. Jadi kami menyelaraskan proyek kami dengan kurikulum yang ada di Indonesia. Aplikasi yang kami inisiasi itu relevan dengan kegiatan aksi yang bisa berdampak bagi lingkungan dan juga buat siswa sendiri,” jelas Andini mewakili tim.
Lebih lanjut, Andini menyebut bahwa perjalanan prestasi ini tidak mudah. Ada proses panjang yang dilalui oleh timnya. “Jadi, waktu itu kami submit proposal, kami submit abstrak sama mock-up di web-nya itu sekitar bulan Juni. Terus pengumuman di bulan Juli,” ujarnya.
Menurutnya, mengatur waktu menjadi hal yang penting. “Kami kan angkatan 2022 ya, jadi sibuk PKL dan magang masing-masing. Jadi sempat menganggurlah proyek kami ini. Terus waktu hampir beberapa minggu setelah itu kami baru fokusin lagi.” tambahnya.(mad/hjr)