BERKAH News24 - Dinas Perhubungan Provinsi Jawa Timur akan menyelesaikan persoalan di Kota Malang terkait rute bus Transjatim dengan Pemerintah Kota. Dimana Dishub Jatim sudah koordinasi dengan ketua Organda dan paguyuban driver Kota Malang.
"Nanti
Kalau dari Batu ke Malang. Kemarin kita sudah, karena ini sudah ramai, giliran
lha. Kemarin sudah ketemu sama ketua organda dan ketua paguyuban di kota
malang,"kata Kepala Bidang Angkutan Jalan Dishub Jatim, Ainur Rofiq
dikonfirmasi. Kamis (25/9/2025)
Dishub
memastikan Bus Transjatim rute Malang beroperasi pada Bulan November 2025.
Rencananya di Malang ada tiga wilayah yakni koridor tengah, barat, timur dan
beroperasi secara bertahap. Sementara Koridor VII (Lamongan) mulai mengaspal di
Bulan Oktober.
"Itu nanti
insya Allah di bulan November. Jadi nantinya di bulan Oktober koridor VII,
Lamongan. Kalau Malang Raya, ada tiga wilayah dan secara bertahap, kita
selesaikan dalam arti rutenya," terangnya.
Terkait Bus
Transjatim ditolak oleh sejumlah sopir angkot di Kota Malang. Dishub Jatim
menilai penolakan Bus Transjatim karena sopir angkot kecewa dengan janji
Walikota Malang, Wahyu Hidayat yakni menjadikan angkutan dijadikan feeder.
Ainur Rofiq
mengaku, sebelumnya para sopir di Malang sebenarnya mendukung karena dijanjikan
oleh Walikota Hidayat kalau angkutan akan dijadikan feeder. Namun hingga saat
ini, janji itu belum terealisasi. "Intinya Mereka support, memang ada sih,
dulu dijanjikan walikota feeder, tapi sampai sekarang belum realisasi
feeder," ungkap Rofik, ditemui di DPRD Jatim.
Rofik
menjelaskan, dengan dijadikan feeder, angkutan di Kota Malang bisa
mensupport Transjatim. Mengingat Pemkot Malang menyiapkan Tatanan Transportasi
Lokal (Tatralok). Mereka bisa melewati rute yang telah ditentukan. Jika rute
feeder berhimpitan dengan Bus Transjatim, maka bisa lewat rute lainnya.
"Agar ada
feeder mereka bisa support Transjatim. Mereka bisa lewat rute, jika berhimpitan
dengan Transjatim, ada rute lainnya. Itulah kenapa mereka, ya kasarannya menolak,
padahal pingin wali kota berperan menghadirkan feeder di kota Malang untuk
angkutan yang terintegrasi dengan Transjatim," bebernya.
Rofik
menegaskan, Dishub telah mitigasi di kota Batu, dan pemerintah setempat sudah
setuju, termasuk rutenya. Begitu juga paguyuban sopir angkot juga tidak
mempermasalahkan adanya Bus Transjatim. "Alhamdulillah Kota Batu sudah
terbuka sudah oke, jalurnya sudah oke. Kesepakatan para angkot di Batu, artinya
kita kerja sama-sama melayani Transjatim, begitu sebaliknya," ucapnya.
Sebagai
infromasi, Pemerintah Kota Malang akan menyiapkan Tatanan Transportasi Lokal
(Tatralok) sebagai pedoman penataan transportasi. Upaya ini untuk menyambut
rencana beroperasinya Trans Jatim di Malang Raya.
Kepala Dishub
Kota Malang, Widjaja Saleh Putra, memastikan keberadaan Bus Transjatim tidak
akan menyingkirkan angkot. Angkot justru berpeluang menjadi feeder. “Malah
dengan adanya ini, mereka senang. Nanti akan beriringan antara Trans Jatim dan
buy the service (BTS),” ujarnya, beberapa hari sebelumnya.
Widjaja menyebut
dari 25 trayek angkot yang ada, kini hanya 18 yang masih beroperasi dengan
sekitar 60 persen armada layak jalan. Maka, Pemkot Malang, menyiapkan skema
penyesuaian trayek agar sesuai perkembangan kota.
Namun rencana
operasional Bus Transjatim mendapat penolakan puluhan sopir angkot yang
tergabung dalam Forum Komunikasi Paguyuban Angkot Kota Malang. Penolakan itu
disampaikan kepada DPRD Kota Malang, Senin, 15 September 2025.
Ketua Forum
Komunikasi Paguyuban Angkot Kota Malang, Stefanus Hari Wahyudi, mengaku dirinya
bersama 15 ketua paguyuban jalur angkot datang ke DPRD untuk menyampaikan
aspirasi. Mengingat keberadaan bus Transjatim dikhawatirkan akan semakin
mematikan eksistensi angkot di Kota Malang. (pca/s)