BERKAH News24 - Pondok Pesantren Al Amien Prenduan, Kabupaten Sumenep, menjadi salah satu sorotan dalam rangkaian kegiatan Jelajah UMKM dan Pondok Pesantren 2025 yang digelar oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Provinsi Jawa Timur. Kegiatan yang berlangsung pada Sabtu (14/6/2025) ini menampilkan berbagai unit usaha produktif pesantren yang menjadi contoh sukses kemandirian ekonomi berbasis syariah dan penguatan ketahanan pangan lokal.
Dalam kesempatan tersebut, Advisor KPw BI Jawa Timur, Ridzky Prihadi, secara langsung mengunjungi Ponpes Al Amien dan berdialog dengan pimpinan pesantren, KH. Achmad Fauzi Tijani. Ridzky menjelaskan bahwa kegiatan Jelajah UMKM dan Pesantren tahun ini merupakan bagian dari upaya BI untuk mengangkat success story pesantren-pesantren yang berhasil mengembangkan unit bisnisnya, khususnya di sektor-sektor strategis yang berkontribusi terhadap pengendalian inflasi daerah.
“Melalui kegiatan ini, kami ingin memotret bagaimana pesantren mampu menjadi *role model* ekonomi syariah yang mandiri, dengan pengelolaan bisnis yang profesional, transparan, dan berbasis digital. Ini sekaligus memperkuat sinergi antara pesantren, pemerintah daerah, dunia usaha, dan Bank Indonesia dalam mendukung ketahanan pangan dan stabilitas harga,” ujar Ridzky dalam wawancara di lokasi peternakan ayam ras petelur milik pesantren.
KH. Achmad Fauzi Tijani menyampaikan apresiasi atas kunjungan dan perhatian Bank Indonesia terhadap pengembangan ekonomi pesantren. Ia juga mengungkapkan terima kasih atas dukungan BI sejak tahun 2020 berupa bantuan pembangunan kandang ayam petelur modern. Bantuan ini dinilai sangat membantu efisiensi dan produktivitas unit peternakan, yang kini menjadi salah satu usaha unggulan Ponpes Al Amien.
“Bantuan BI telah membuka banyak peluang usaha lanjutan bagi kami. Alhamdulillah, sekarang banyak produk turunan yang bisa kami hasilkan dan pasarkan, bukan hanya untuk kebutuhan internal santri, tapi juga untuk masyarakat sekitar,” tutur KH. Fauzi.
Kegiatan dilanjutkan dengan kunjungan ke sejumlah unit bisnis produktif milik pesantren, antara lain:
1. Peternakan Ayam Ras Petelur, sebagai tulang punggung usaha pangan strategis yang mendukung pengendalian inflasi komoditas telur di wilayah Madura.
2. Pabrik Air Mineral Bariklana, yang memiliki standar kualitas tinggi dan telah didistribusikan ke berbagai wilayah di Madura, menjadi simbol branding unggulan khas pesantren.
3. Bariklana Bakery, unit usaha pengolahan roti dan kue yang memanfaatkan telur dari peternakan pesantren, sangat diminati masyarakat sekitar.
4. Pabrik Mie Bariklana, sebagai produk olahan dari bahan baku telur untuk memenuhi kebutuhan santri.
5. Pabrik Tahu dan Tempe Al Amien, yang memproduksi makanan sehat tanpa pengawet dan pewarna buatan, dengan bahan baku kedelai organik.
6. Unit Usaha Beras, di mana pesantren berperan sebagai offtaker hasil panen petani lokal. Saat ini, pesantren menyerap hingga 50 ton beras setiap bulannya.
7. Inovasi Transaksi Digital Non-Tunai, yang diterapkan di koperasi dan kantin pesantren menggunakan sistem sidik jari (fingerprint), mencerminkan semangat pesantren dalam mengadopsi teknologi untuk layanan ekonomi modern.
Ridzky menegaskan, Ponpes Al Amien telah menunjukkan bahwa pesantren bukan hanya pusat pendidikan dan dakwah, tetapi juga pusat pertumbuhan ekonomi masyarakat. Ia berharap sinergi seperti ini dapat terus diperluas dan direplikasi di berbagai wilayah lain di Indonesia.
“Kami berharap publikasi dari kegiatan ini dapat menginspirasi pesantren lain untuk terus tumbuh menjadi pelaku ekonomi yang tangguh, mandiri, dan berdaya saing, tanpa meninggalkan nilai-nilai keislaman dan kearifan lokal,” pungkasnya.
Kegiatan Jelajah UMKM dan Pondok Pesantren 2025berlangsung ke berbagai kabupaten/kota di Jawa Timur dengan semangat memperkuat ketahanan pangan, mendukung ekonomi hijau dan syariah, serta menumbuhkan ekosistem bisnis pesantren yang berkelanjutan. (jal/s)
.jpeg)
.jpeg)
.jpg)
.jpeg)
