Ticker

10/recent/ticker-posts

Ad Code

Klik Disini

BPS Catat Nilai Tukar Petani Jatim Pada Mei Turun 0,09 Persen

BERKAH News24 - Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Timur Zulkipli menyatakan bahwa Nilai Tukar Petani (NTP) Jatim pada Mei 2025 turun 0,09 persen yaitu dari 109,47 menjadi 109,38.

“NTP Mei sebesar 109,38. Ini turun apabila dibandingkan bulan sebelumnya yaitu April yang sebesar 109,47,” katanya dalam konferensi pers di Surabaya, Jawa Timur, Senin.

Zulkipli menuturkan penurunan ini terjadi karena indeks harga yang diterima petani (It) turun sebesar 0,35 persen dan indeks harga yang dibayar petani (Ib) turun sebesar 0,27 persen.

Indeks harga yang diterima petani (lt) pada Mei 2025 turun 0,35 persen dibanding April 2025 yaitu dari 137,26 menjadi 136,77 karena dipicu oleh penurunan harga beberapa komoditas yaitu cabai rawit, bawang merah, dan cabai merah.

Penurunan harga terjadi karena melimpahnya produksi di tingkat petani, sedangkan kondisi cuaca masih hujan sehingga membuat petani menjual dengan harga murah untuk menghindari hasil pertanian yang busuk yang justru akan semakin merugikan.

Sementara indeks harga yang dibayar petani (lb) turun 0,27 persen dibanding April 2025 yaitu dari 125,38 menjadi 125,05 karena Indeks Konsumsi Rumah Tangga (KRT) mengalami penurunan 0,55 persen dari 129,32 menjadi 128,60 sedangkan Indeks Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal (BPPBM) naik 0,18 persen dari 120,36 menjadi 120,58.

“Ada 10 komoditas utama yang andil dalam penurunan indeks harga yang dibayar petani yaitu cabai rawit, bawang merah, cabai merah, bawang putih, kelapa tua, jeruk, wortel, bibit bawang merah, bensin, dan kentang,” kata Zulkipli.

NTP adalah perbandingan indeks harga yang diterima petani terhadap indeks harga yang dibayar petani dan menjadi salah satu indikator untuk melihat tingkat kemampuan atau daya beli petani di pedesaan.

NTP juga merupakan indikator yang digunakan untuk mengukur kemampuan tukar produk yang dihasilkan petani dengan produk yang dibutuhkan petani dalam produksi dan konsumsi rumah tangga petani.

Apabila dilihat dari subsektor, subsektor yang mengalami penurunan NTP terdalam adalah subsektor Hortikultura sebesar 13,19 persen dari 143,57 menjadi 124,63 dan diikuti subsektor Perikanan yang turun sebesar 0,26 persen dari 98,23 menjadi 97,97.

Untuk subsektor yang mengalami kenaikan NTP tertinggi yaitu subsektor Tanaman Pangan sebesar 2,37 persen dari 105,46 menjadi 107,96, diikuti subsektor Peternakan yang naik sebesar 2,18 persen dari 100,88 menjadi 103,07, dan subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat yang naik sebesar 0,78 persen dari 118,50 menjadi 119,42.

Sementara itu, penurunan turut terjadi terhadap Nilai Tukar Usaha Petani (NTUP) pada Mei 2025 sebesar 0,53 persen dibandingkan April 2025.

Hal itu disebabkan oleh turunnya indeks harga yang diterima petani (lt) yaitu 0,35 persen sedangkan indeks biaya produksi dan barang modal (BPPM) naik sebesar 0,18 persen.(ant)

close
Pasang Iklan Disini