BERKAH News24 - Menteri Agama Nasaruddin Umar menerima gelar Doctor of Divinity dari Hartford International University for Religion and Peace yang berlangsung dalam sebuah upacara resmi di kampus Hartford.
"Alhamdulillah, hari ini saya mendapatkan kehormatan
berupa gelar Doctor Honoris Causa dari Hartford International University (dulu
bernama Hartford Seminary), salah satu perguruan tinggi terbaik di
Amerika," kata Menag Nasaruddin Umar dalam keterangannya di Jakarta,
Sabtu.
Menag mengatakan gelar kehormatan ini begitu berkesan
karena Hartford International University layaknya rumah sendiri.
Ia mengaku memiliki kedekatan emosional dengan Hartford
dan menyebut Presiden Hartford International University, Dr. Joel N. Lohr
sebagai sahabat yang kerap berkunjung ke Indonesia dan disambut hangat di
kediaman serta kantornya.
"Saya tidak merasa seperti tamu di sini. Setiap kali
datang ke kota ini dan ke kampus ini, saya merasa seperti pulang ke rumah. Saya
yakin penghargaan ini mungkin lebih dari yang seharusnya saya terima,"
ujarnya.
Ia menegaskan bahwa upaya membangun perdamaian lintas
iman masih merupakan awal dari perjalanan panjang yang harus terus
diperjuangkan.
Menag menekankan pentingnya membangun titik temu di
tengah perbedaan, baik antaragama maupun antarmazhab dalam Islam.
Ia mencontohkan hubungan harmonis yang dibangunnya sejak
mahasiswa di IAIN Alauddin Ujung Pandang, termasuk dengan dua organisasi besar
Islam di Indonesia.
"Saya warga Nahdlatul Ulama, namun selalu menjalin
hubungan erat dengan Muhammadiyah dan para pemimpinnya. Keduanya adalah aset
penting bagi bangsa ini," kata dia.
Nasaruddin juga berbagi pengalaman semasa studi di
Amerika Serikat, termasuk saat mengikuti program pascadoktoral dan riset
lapangan di Georgetown University.
Ia menyaksikan langsung tragedi 9/11 dan turut menggagas
berdirinya IMAAM Center di Virginia, yang diresmikan Presiden ke-6 RI Susilo
Bambang Yudhoyono, pada 2014.
Menag Nasaruddin Umar yang juga Imam Besar Masjid
Istiqlal mengungkapkan sejak 2023, telah mengirimkan puluhan mahasiswa magister
dan doktor ke Hartford untuk mengikuti pelatihan intensif.
Melalui program Pendidikan Kader Ulama (PKU), para
peserta yang dikirimkan ke Hartford University dilatih intensif mulai dari
bahasa Inggris, metodologi riset, hingga epistemologi tafsir. Ia menyebut
pengalaman belajar di Amerika ibarat membaca “buku besar yang hidup”.
Menag juga mengapresiasi hubungan erat antara Hartford
dengan tokoh-tokoh penting Indonesia, seperti Dr. Alwi Shihab, Dr. Azyumardi
Azra, Dr. Hafid Abbas, dan Jusuf Kalla.
Ia menilai sudah saatnya dibentuk Indonesia Study Center
di Hartford sebagai upaya memperkuat kerja sama pendidikan dan keagamaan
antarnegara.
"Pusat studi ini akan menjadi energi positif bagi
hubungan Indonesia dan Amerika Serikat, khususnya dalam membangun peradaban
melalui jalur pendidikan dan dialog antaragama," kata dia.(ant)