Ticker

10/recent/ticker-posts

Ad Code

Klik Disini

Atasi Limbah Kertas, Mahasiswi UK Petra Surabaya Ciptakan 'Paper Pulse' Produk Set Alat Lukis

BERKAH News24 - Limbah kertas masih menjadi pekerjaan rumah besar di Indonesia mulai dari kertas-kertas bekas seperti brosur, majalah, koran, dokumen kantor, hingga naskah ujian skripsi sebagian besar berakhir di tempat sampah tanpa proses daur ulang. Padahal, jika tidak dikelola dengan benar, sampah kertas dapat menumpuk dan berdampak buruk bagi lingkungan.

Kegelisahan itulah yang mendorong seorang Mahasiswi Desain Komunikasi Visual dari Universitas Kristen (UK) Petra Surabaya atau biasa disebut Petra Christian University (PCU) bernama Evelyn Widiana mencari solusi dengan menciptakan inovasi baru produk set lukisan berbahan limbah kertas yang disebut 'Paper Pulse'.

Paper Pulse buatan Evelyn, yang merupakan calon wisudawati angkatan 2021 di UK Petra Surabaya ini, adalah sebuah Textured Painting Kit atau set lukisan bertekstur berbahan dasar limbah kertas yang bisa digunakan masyarakat untuk berkarya sekaligus berlatih hidup ramah lingkungan.

“Penggunaan kertas sudah sangat umum, mulai dari kemasan makanan, majalah, brosur, hingga koran. Sumbernya pun beragam, meliputi perkantoran, rumah tangga, sekolah, hingga percetakan. Ini bisa berdampak buruk bagi lingkungan, terutama jika tidak dipilah dengan benar,” kata Evelyn.

Di dalam inovasi produk 'Paper Pulse' buatan Evelyn, dia menyebutkan terdapat berbagai macam alat dan bahan yang bisa dijadikan untuk melukis. 

"Di dalam Paper Pulsi ini ada alat bahan seperti canvas, pinset, lem dan lain-lain yang nanti hasilnya akan menjadi sebuah lukisan yang bertekstur," sebut Evelyn.

Limbah Kertas yang Digunakan 

Selain alat-alat melukis, Evelyn menuturkan di dalam set lukis 'Paper Pulse' buatannya juga disediakan bahan limbah kertas yang bisa digunakan untuk melukis sebagai media warna sehingga menghasilkan lukisan dengan tekstur ciri khas kertas yang telah dihancurkan dan dicampur warna cat.

Pemilihan kertas yang digunakan sebagai media warna dalam set lukisan 'Paper Pulse', Evelyn mengungkap, dia mengambil limbah kertas dari beberapa sisa kertas tempat percetakan yang sudah tidak dipakai. 

"Kalau untuk kertasnya saya ambil dari beberapa percatakan. Mereka kan banyak menggunakan kertas dan ada banyak yang dipotong-potong jadi sisa-sisanya itu bisa saya gunakan untuk membuat painting kit ini," ungkap Evelyn. 

Untuk jenis kertasnya yang digunakan, Evelyn menyebut, kebanyakan jenis kertas HVS dan art paper. Namun, dikatakannya memang apabila untuk jenis art paper itu lebih lama prosesnya dan lebih susah untuk dibuat menjadi sebuah painting ini.

"Proses melukisnya lebih mudah menggunakan jenis kertas HVS, karena daya serap airnya beda. Kertas koran pun sebenarnya bisa juga sih. Karena kan sekarang sudah banyak orang yang nggak baca koran juga. Tapi tetap ada yang dicetak sama majalah juga gitu," terang Evelyn.

"Tapi kalau majalah yang terlalu berwarna itu mungkin nanti akan mempengaruhi hasil akhir painting-nya. Karena warnanya nanti di hasil akhir itu akan ada dimensinya. Jadi nggak murni sesuai dengan," sambungnya.

Karena diketahui dalam set lukisan 'Paper Pulse' tersebut juga terdapat kanvas yang sudah ada desain gambarnya, Evelyn mengaku, dia sendirilah yang telah mendesain template gambar pada kanvas itu. 

"Di dalam set lukis ink ada dua ukuran kanvas yang disediakan yakni 15x15 sama 15x20. Jadi untuk variasi aja, untuk konsumen kan mungkin ada yang mau kotak, ada yang mau yang lebih persegi, panjang kayak gitu," ujar Evelyn.

Dia menyebut, target pasar dari produk inovasi set lukis buatannya adalah untuk remaja hingga dewasa yang berusia 17 sampai 30 tahun.

"Kalau anak-anak banget kayaknya belum bisa ya. Mungkin perlu didampingi sama orang tua, bisa jadi bonding, aktivitas atau membangun ikatan dalam mengolah kreatifitas anak," sebut Evelyn.

Filosofi Makna 'Paper Pulse'

Penamaan produk 'Paper Pulse' sendiri, sebenarnya Evelyn mengungkap juga tidak sembarangan memberi nama. Dia menjelaskan dengan produk inovasi ciptaannya ini diharapkan masyarakat bisa mengembangkan kreativitas hanya dari limbah kertas.

"Filosofi maknanya, kata paper sendiri itu kan dari limbah kertas yang digunakan. Terus untuk pulse itu kan artinya denyut nadi. Jadi mungkin dengan aktivitas painting ini, bisa menenangkan orang yang membuat karyanya," ungkap Evelyn.

Karena makna 'Pulse' berarti denyut nadi, Evelyn berharap agar produk inovasi ini bisa menenangkan, meredakan jenuh, stres. 

"Masyarakat yang baik hanya melihat atau berkesempatan untuk membuat karya dari sini, itu bisa lebih aware terhadap sampah-sampah yang ada di sekitar kita. Karena kan di keseharian kita sering banget menggunakan bahan-bahan kertas sebenarnya. Jadi kayak kemasan, terus koran, mungkin kalau di perkantoran kan banyak nge-print terus langsung dibuang," ujarnya. 

Edukasi Lingkungan Lewat Karya 

Menurut Evelyn, penggunaan kembali limbah kertas ini bisa membantu mengurangi jumlah sampah sekaligus membuka peluang edukasi lingkungan. Melalui inovasi ciptaannya masyarakat jadi bisa semakin sadar untuk menjaga lingkungan lewat berkarya.

“Harapan saya, karya ini bisa menginspirasi masyarakat untuk lebih peduli dengan sampah di sekitarnya. Kalau dari hal sederhana seperti kertas saja bisa diolah, artinya setiap orang juga bisa berkontribusi untuk lingkungan,” tukas Evelyn.

Paper Pulse juga menyasar aspek kesehatan mental. Aktivitas melukis dipercaya mampu menenangkan pikiran, sehingga pengguna dapat merasakan manfaat ganda yakni, berkreasi sekaligus menjaga bumi.(vin/s)

 

close
Pasang Iklan Disini