BERKAH News24 - Sabtu pagi (30/8/2025) di depan Gedung Negara Grahadi, Surabaya, terasa berbeda. Di tengah kerumunan warga yang datang dengan harapan dan rasa penasaran, sosok Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa muncul, bukan dari podium, tapi dari balik pagar, menyapa satu per satu dengan senyum dan pelukan hangat.
Tanpa protokol yang kaku, Khofifah mengajak warga masuk ke halaman Grahadi. Di sana, lebih dari seribu paket sembako dibagikan. Tapi yang paling berkesan bukan jumlahnya, melainkan cara Ia hadir, mendengarkan keluhan, menerima doa, dan membalasnya dengan pelukan.
Pada kesempatan itu, Ia mengajak mereka guyub rukun bersama-sama menjaga Jawa Timur. Tak hanya itu, Gubernur Khofifah juga menerima masukan dan mendengarkan keluhan masyarakat yang ada di sana. Pun tidak sedikit diantara mereka yang mendoakan Gubernur pertama di Jatim ini untuk terus kuat memimpin Jawa Timur.
Novi (39), warga Tambaksari, tak menyangka bisa berbincang langsung dengan sang gubernur. Matanya berkaca-kaca saat menyampaikan harapan. “Semoga Bu Khofifah sehat selalu, panjang umur. Semua pasti ada jalan keluarnya. Yang sabar, Bu. Di balik ini semua pasti ada kebahagiaan.”
Momen itu bukan sekadar aksi sosial. Ia menjadi simbol bahwa kepemimpinan bisa hadir dalam bentuk yang sederhana namun bermakna. Dari pelukan, dari telinga yang mau mendengar, dari tangan yang membagikan harapan.
Di tengah tantangan yang dihadapi Jawa Timur, Khofifah menunjukkan bahwa kekuatan seorang pemimpin tak hanya terletak pada kebijakan, tapi juga pada kemampuannya menyentuh hati rakyatnya.(pca/s)