BERKAH News24 - Desa Kertobanyon, Kecamatan Geger, Kabupaten Madiun telah resmi me-launching sebagai Desa Sehat Mata Inklusif dengan nama “Dimas Kerto Beraksi (Deteksi Dini Mata Masyarakat Kertobanyon Berorientasi Kesehatan Inklusif)”, Senin (14/7/2025).
Acara yang berlangsung di Kantor Desa Kertobanyon tersebut mengusung tema “Mata Sehat Kualitas Hidup Meningkat”, dihadiri oleh Kabid PPKMD, Bremi Purba, Perangkat Desa, BPD, LPMD, Camat, Dinkes, Babinsa, Bhabinkamtibnas serta tamu undangan lainnya.
Kepala Desa Kertobanyon, Slamet Priyanto menyampaikan terima kasih atas di-launchingnya Desa Sehat Mata ini, semoga masyarakat Desa Kertobanyon nantinya sadar akan kesehatan mata. Maka terkait program ini perlu adanya campur tangan dari berbagai pihak. Slamet juga mengatakan bahwa program ini yang menjadi prioritas adalah anak-anak, agar bisa meneruskan masa depan mereka dengan baik karena mata adalah jendela dunia. Namun, bagi orang tua maupun masyarakat juga bisa mendapatkan fasilitas dari desa jika mengalami gangguan low vision/ gangguan kesehatan mata. Dirinya berharap dengan adanya program ini bisa betul-betul dimanfaatkan dengan baik.
“Saya harap ini bisa betul-betul dimanfaatkan bagi masyarakat khususnya Desa Kertobanyon. Dengan ucapan bismillah, kegiatan ini resmi dibuka,” ujar Slamet.
Di kesempatan yang sama, Camat Geger, Puguh Wijayanto menyampaikan terima kasih kepada berbagai pihak atas di-launchingnya Desa Sehat Mata Inklusif semoga bisa menjadi contoh bagi desa-desa yang lain. Adapun penetapan komitmen bersama ini merupakan langkah preventif menanggulangi gangguan penglihatan dan kebutaan, khususnya Desa Kertobanyon. Selain itu, juga membantu warga dengan gangguan penglihatan yang menghadapi hambatan ke layanan kesehatan. Dengan ini, Puguh berharap agar program ini bisa terus berkelanjutan tidak hanya berhenti pada hari ini saja.
“Semoga program ini terus berjalan, dan mudah-mudahan Allah meridhoi kita semua,” ungkapnya.
Sementara itu, Anjar Susilowati, perwakilan dari Yayasan Paramitra memaparkan bahwa launching Desa Sehat Mata ini merupakan hasil gotong royong antara pemerintah desa dengan masyarakat, sehingga dengan program ini akan membantu warga yang membutuhkan pertolongan terkait kesehatan mata, muncul kesadaran dari masyarakat untuk peduli akan kesehatan mata. Maka dari itu, Program I-SEE ada karna Indonesia merupakan peringkat kedua setelah Afrika terkait dengan gangguan kesehatan mata. Adapun Jawa Timur sendiri merupakan peringkat kedua setelah NTT (Nusa Tenggara Timur) dalam kasus katarak. Maka dari itu diperlukan adanya partisipasi aktif masyarakat desa dalam program pencegahan gangguan penglihatan dan kebutaan dengan harapan low vision/ gangguan kesehatan mata semakin menurun.
“Ini merupakan partisipasi aktif masyarakat dan harapan saya nantinya akan ada desa-desa berikutnya yang mengikuti jejak dari Desa Kertobanyon ini,” harapnya.
Selanjutnya, diakhir acara dilakukan pemotongan pita tanda di-launchingnya Desa Kertobanyon sebagai Desa Sehat Mata Inklusif dengan nama Dimas Kerto Beraksi dan photo bersama.