Ticker

10/recent/ticker-posts

Ad Code

Klik Disini

Pemkab Lumajang Gerak Cepat Pulihkan Tanggul Sungai Regoyo

BERKAH News24 - Pemerintah Kabupaten Lumajang menetapkan perbaikan tanggul Sungai Regoyo di Desa Gondoruso, Kecamatan Pasirian, sebagai prioritas utama penanganan bencana. Langkah cepat dan terkoordinasi ini diambil menyusul jebolnya tanggul akibat hujan ekstrem pada 2 November 2025 yang menyebabkan banjir lahar Gunung Semeru dan mengancam permukiman serta lahan pertanian warga.

Bupati Lumajang, Indah Amperawati, langsung meninjau lokasi kerusakan untuk memetakan dampak dan mengarahkan strategi penanganan teknis. Dalam kunjungan tersebut, Bupati didampingi Wakil Bupati Yudha Aji Kusuma, Ketua DPRD Oktafiyani, Kapolres Lumajang, Kepala BPBD, perwakilan BBWS Brantas, dan Dinas PUSDA Jawa Timur.

“Penanganan tanggul ini bukan sekadar simbolis. Ini tentang menyelamatkan warga, melindungi pertanian, dan mencegah kerusakan yang lebih luas,” tegas Bupati Indah saat berada di lokasi.

Bupati menyebut bahwa upaya pemulihan akses bagi 1.211 kepala keluarga serta perlindungan terhadap ±30 hektare lahan pertanian terdampak menjadi prioritas.

Untuk mendukung perbaikan tanggul, pemerintah mengerahkan tiga unit alat berat dari PUSDA Jawa Timur, BBWS Brantas, dan partisipasi penambang lokal. BPBD Lumajang turut menyiapkan logistik dan bahan bakar untuk memastikan proses berjalan tanpa kendala.

Berdasarkan hasil identifikasi teknis PUSDA dan BBWS Brantas, kerusakan mencakup tanggul sisi kanan sepanjang 150 meter dengan tinggi 6 meter, tanggul kritis di STA 27+66 meter, tanggul di sekitar musala dan jembatan limpas, serta bronjong sayap jembatan Sungai Liwek sepanjang 15 meter.

Strategi penanganan dilakukan secara sistematis, meliputi pembukaan kembali akses jalan utama, pengalihan arus sungai untuk mencegah genangan lahan pertanian, penguatan tanggul kritis, dan langkah antisipatif terhadap banjir susulan.

Bupati juga menekankan pentingnya keterlibatan masyarakat dalam pemulihan. Warga ikut serta membangun tanggul sementara dan menata jalur darurat, sementara pemerintah menyediakan sarana pendukung dan alat berat. Kolaborasi ini tidak hanya mempercepat pemulihan, tetapi juga memperkuat kapasitas komunitas dalam menghadapi bencana.

“Kesiapsiagaan, kolaborasi lintas instansi, dan mobilisasi sumber daya menjadi fondasi agar setiap bencana dapat ditangani dengan efektif,” tambahnya.

Hasil penanganan awal di lapangan mulai terlihat: akses jalan yang sempat terputus telah dibuka kembali, arus sungai berhasil dialihkan, dan sejumlah tanggul darurat telah diperkuat. Aktivitas warga, termasuk pendidikan dan pertanian, secara bertahap kembali normal.

Respons cepat, koordinasi antarinstansi, dan kehadiran langsung kepala daerah di lapangan menegaskan bahwa mitigasi bencana di Lumajang bukan sekadar prosedur administratif, melainkan upaya nyata untuk melindungi warga serta membangun ketahanan terhadap bencana dan perubahan iklim.

close
Pasang Iklan Disini