BERKAH News24 - Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas melalui Direktorat Ketenagakerjaan mendorong penguatan ekosistem ketenagakerjaan hijau atau green jobs di Provinsi Jawa Timur. Upaya ini menjadi bagian dari Proyek Green Jobs untuk Inklusi Sosial dan Transformasi Berkelanjutan (GESIT), hasil kerja sama antara Pemerintah Indonesia dan Pemerintah Jerman melalui GIZ.
Direktur Ketenagakerjaan, Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas), Nur Hygiawati Rahayu, menjelaskan bahwa pengembangan green jobs bukan sekadar menciptakan lapangan kerja ramah lingkungan, tetapi juga memastikan pekerjaan yang layak, manusiawi, dan berkelanjutan secara sosial dan ekonomi.
“Ekosistemnya mencakup data, regulasi, kompetensi, serta dukungan dari dunia usaha, industri, dan kerja. Tujuannya adalah memastikan pekerja hijau ini bisa terserap sesuai kebutuhan pasar kerja,” ujar Nur Hygiawati saat membuka kegiatan FGD Validasi Temuan Awal Kajian Green Jobs di Jawa Timur, Kamis (23/10/2025).
Menurutnya, pemerintah telah memiliki Peta Jalan Pengembangan Tenaga Kerja Hijau Indonesia yang memuat definisi, ruang lingkup, serta rencana aksi lintas kementerian, lembaga, dan dunia usaha. Salah satu implementasi nyatanya diwujudkan melalui proyek GESIT, yang berfokus di tiga provinsi pionir Jawa Timur, Kalimantan Timur, dan Kepulauan Riau.
“Melalui proyek GESIT, kami ingin melihat lebih detail bagaimana profil tenaga kerja hijau di tingkat provinsi. Selama ini data nasional masih terbatas, sehingga studi di daerah penting untuk mengetahui sektor-sektor potensial dan kebutuhan keterampilan yang spesifik,” tambahnya.
Dalam proyek yang juga melibatkan Badan Pusat Statistik (BPS), Kementerian Ketenagakerjaan, Bank Dunia, dan Lembaga Demografi UI ini, dilakukan pemetaan sektor unggulan serta analisis permintaan dan pasokan tenaga kerja hijau di masing-masing daerah.
Nur Hygiawati menilai, Jawa Timur memiliki posisi strategis dalam mendukung transformasi menuju ekonomi hijau nasional. Selain kontribusi besar terhadap ekonomi Indonesia, provinsi ini juga telah memiliki kelembagaan dan tata kelola yang terintegrasi dalam pengembangan vokasi dan tenaga kerja.
“Jawa Timur termasuk yang paling maju dalam pembentukan Tim Koordinasi Daerah Vokasi (TKDV) dan memiliki roadmap revitalisasi vokasi yang jelas. Ini menjadi modal penting untuk mendorong tenaga kerja hijau di berbagai sektor,” ungkapnya.
Ia menambahkan, proyek GESIT di Jawa Timur juga akan memetakan potensi sektor prioritas seperti pertanian, manufaktur, energi terbarukan, dan ekonomi sirkular, dengan mempertimbangkan aspek sosial, gender, dan inklusi bagi kelompok rentan. “Tujuannya bukan hanya menumbuhkan ekonomi hijau, tapi juga memastikan manfaatnya dirasakan secara inklusif bagi perempuan, pemuda, hingga penyandang disabilitas,” jelasnya.
Sementara itu, hasil validasi awal menunjukkan bahwa sektor pertanian dan manufaktur memiliki peluang besar menciptakan pekerjaan hijau. Pertanian unggul dari sisi kuantitas tenaga kerja, sedangkan manufaktur kuat dalam produktivitas dan inovasi teknologi.
Nur Hygiawati berharap studi di Jawa Timur dapat menjadi contoh nasional dalam memperkuat kolaborasi antar-pemerintah, dunia usaha, dan masyarakat dalam membangun masa depan tenaga kerja hijau Indonesia. “Ini bukan beban, tetapi kesempatan bersama. Melalui sinergi lintas sektor, kita bisa menjadikan green jobs sebagai motor transisi menuju ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan,” pungkasnya. (hjr)












