Ticker

10/recent/ticker-posts

Ad Code

Klik Disini

Gubernur Jatim dan Menteri PPPA Hadiri Puncak Hari Anak Nasional 2025 di Pasuruan

BERKAH News24 - Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, bersama Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Hj. Arifatul Choiri Fauzi, menghadiri acara puncak peringatan Hari Anak Nasional tingkat Provinsi 2025 di Kebun Raya Purwodadi, Pasuruan.

Kegiatan yang mengangkat tema "Anak Indonesia Bersaudara" ini dihadiri oleh 1.050 anak dari berbagai tingkat pendidikan mulai dari PAUD hingga SMA, serta perwakilan forum anak dari 38 kabupaten/kota se-Jatim. Acara ini berlangsung sebagai bentuk penghormatan, perlindungan, dan pemenuhan hak anak, serta upaya menjadikan anak sebagai subjek pembangunan yang dilibatkan secara bermakna dalam berbagai aspek kehidupan.

Dalam rangkaian acara tersebut, diisi dengan tarian Bujang Ganong, permainan tradisional seperti Ular Tangga, Egrang, Congklak, Bakiak, Dam Daman, dan Gangsing. Peserta juga menikmati minum susu dan telur ayam, serta penyerahan 1 ton ikan segar bermutu kepada 20 panti asuhan di Jawa Timur dalam rangka Gerakan Gemar Makan Ikan. Selain itu, dilakukan penyerahan lukisan kepada Menteri PPPA RI dan Gubernur Jawa Timur.

Gubernur Khofifah menyampaikan pesan agar masyarakat bersama-sama melindungi dan membahagiakan anak-anak Indonesia. Ia menegaskan pentingnya menjaga talenta anak dan memberi ruang agar prestasi mereka dapat mengharumkan nama keluarga, daerah, maupun bangsa.

Sementara itu, Menteri PPPA Arifatul Fauzi menegaskan bahwa pemerintah terus berupaya memenuhi hak-hak anak demi menciptakan generasi penerus bangsa yang berkualitas. Ia menambahkan bahwa dukungan dari orang tua sangat diperlukan dalam memenuhi hak sipil, tumbuh kembang, perlindungan, dan partisipasi anak.

Arifatul Fauzi mengungkapkan bahwa berdasarkan data SIMFONI-PPA dari Kementerian PPPA, tercatat sebanyak 16.713 kasus kekerasan terhadap anak sejak 1 Januari 2025 hingga saat ini, dengan 62,8 persen korban adalah anak-anak dan 80,5 persen di antaranya adalah anak perempuan. Penyebab utama kekerasan tersebut meliputi pola asuh keluarga yang buruk, penggunaan gawai yang tidak bijak, dan faktor lingkungan.

Kementerian PPPA saat ini sedang menggalakkan program pembatasan penggunaan gawai dan kembali memperkenalkan permainan tradisional serta meningkatkan rasa nasionalisme melalui lagu nasional dan cerita pahlawan nasional. 

Arifatul Fauzi menambahkan bahwa keluarga harus memberikan fondasi yang kuat melalui pendidikan agama, akhlak, dan budi pekerti. Ia juga mengapresiasi penyelenggaraan kegiatan ini yang mampu membawa kebahagiaan bagi 1.050 anak yang hadir.(pca/s)

close
Pasang Iklan Disini