BERKAH News24 - Hoaks makin canggih, masyarakat harus makin cerdas! Inilah semangat yang diusung dalam Workshop CERDIG – Cerdas Digital: Kelas Cek Fakta yang digelar Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Provinsi Jawa Timur bekerja sama dengan Kominfotik Kota Pasuruan di Ruang Rapat Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kota Pasuruan.
Sebanyak 50 anggota Kelompok Informasi Masyarakat (KIM) dari berbagai kelurahan di Kota Pasuruan ikut ambil bagian dalam pelatihan ini. Mereka dibekali keterampilan cek fakta agar lebih siap menghadapi arus informasi yang deras—dan sering menyesatkan.
Dua narasumber dihadirkan untuk memperkuat pemahaman peserta. Diana Dewi Damayanti, Sekretaris Mafindo Surabaya Raya, mengenalkan berbagai teknik dan alat sederhana untuk memverifikasi informasi. Ia menegaskan bahwa cek fakta bisa dimulai dari hal sederhana.
"Cek fakta itu bisa sesimpel pakai Google. Jangan langsung percaya, cari dulu apakah berita serupa pernah muncul di media terpercaya atau sudah dibantah oleh lembaga resmi,” jelasnya.
Diana juga memperkenalkan sejumlah tools gratis seperti Google Reverse Image, InVID, dan TurnBackHoax.id yang bisa digunakan masyarakat luas.
Sementara itu, Dosen Universitas Bhayangkara Surabaya, Dr. Fitria Widyani Roosinda, membahas soal etika digital dan tanggung jawab saat menyebarkan informasi di media sosial. Menurutnya, tanggung jawab digital menjadi semakin penting karena setiap individu kini punya kekuatan untuk mempengaruhi opini publik.
Kepala Bidang Informasi Publik Diskominfo Jatim, Putut Darmawan, menyampaikan pentingnya peran KIM sebagai penyaring informasi di tingkat masyarakat. "KIM harus jadi garda terdepan literasi digital. Banyak hoaks terlihat meyakinkan, padahal palsu. Kemampuan verifikasi itu kunci,” ujarnya.
Senada dengan itu, Kabid Kominfotik Kota Pasuruan, Gatot Budiono, juga menekankan pentingnya sinergi. Meski kegiatan besar tahun ini terbatas karena efisiensi, menurutnya kolaborasi tetap harus kuat dan berdampak.
"Kita bukan sekadar menyampaikan informasi, tapi membangun kepercayaan publik. Itu butuh partisipasi aktif dan komitmen bersama,” jelasnya.
Dalam sesi praktik, peserta diajak mencoba langsung alat cek fakta dan mendiskusikan berbagai contoh hoaks populer, termasuk hoaks “500 ribu dapat motor” yang sempat ramai di media sosial.
Kegiatan ini jadi bagian dari upaya berkelanjutan Diskominfo Jatim dalam membangun ekosistem digital yang sehat. Lewat pelatihan seperti ini, KIM diharapkan bisa menjadi agen perubahan di lingkungan masing-masing—bukan hanya sebagai penyampai informasi, tapi juga penjaga kebenaran informasi. "Kami akan terus bergerak bersama KIM untuk menciptakan ruang digital yang sehat, aman, dan bertanggung jawab,” tutup Putut.(red)