BERKAH News24 - Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) setempat sepakat memperkuat kolaborasi untuk mendorong pertumbuhan ekonomi di Jatim.
"Kolaborasi ini seperti para Avengers melawan
Thanos. Mereka menang karena bersatu. Begitu pula tantangan ekonomi global saat
ini, bisa kita hadapi jika semua pihak bersinergi,” kata Gubernur Khofifah
dalam sesi berbagi pengembangan ekonomi daerah dalam Rapat Koordinasi Kantor
OJK Daerah bersama Dewan Komisioner OJK di Kantor OJK Jawa Timur, seperti
keterangan diterima di Surabaya, Selasa.
Ia menambahkan semangat kolaboratif telah diterapkan
sejak awal kepemimpinannya bersama Wakil Gubernur Emil Elestianto Dardak, di
antaranya melalui program Misi Dagang yang mempertemukan pelaku usaha dari
berbagai provinsi.
“Perdagangan antar pulau sangat besar perannya. Kami
menggagas Misi Dagang agar trader dan buyer dari berbagai daerah bisa saling
terhubung,” ujarnya.
Upaya tersebut berdampak positif terhadap perekonomian
Jawa Timur. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) yang dirilis 5 Mei
2025, pertumbuhan ekonomi Jawa Timur pada kuartal I tahun ini mencapai 5 persen
secara tahunan (yoy), mengungguli capaian nasional sebesar 4,87 persen.
Pertumbuhan tertinggi terjadi pada sektor pengadaan
listrik dan gas yang mencatatkan angka 10,40 persen. Sementara struktur Produk
Domestik Regional Bruto (PDRB) Jatim didominasi oleh industri pengolahan (31,42
persen), perdagangan (18,70 persen), pertanian (10,22 persen), konstruksi (8,49
persen), serta akomodasi dan makanan-minuman (6,24 persen).
Khofifah juga mengungkapkan bahwa realisasi investasi
Jatim dalam enam tahun terakhir terus meningkat. Pada 2024, nilai investasi
tercatat sebesar Rp147,3 triliun, naik 1,5 persen dibanding tahun sebelumnya.
“Kontribusi investasi Jawa Timur terhadap nasional
mencapai 8,6 persen. Ini semua buah dari sinergi lintas sektor,” ucapnya.
Lebih lanjut, Khofifah mengajak seluruh kepala daerah untuk
mendukung program strategis nasional, termasuk mewujudkan swasembada pangan
sebagaimana menjadi visi Presiden RI Prabowo Subianto.
“Kami sudah berhasil memproduksi 13 ton gula per hektare,
jauh di atas rata-rata nasional yang baru 5 ton. Jika bisa direplikasi daerah
lain, tahun ini kita berpotensi swasembada gula,” katanya optimistis.
Untuk produksi daging, Jawa Timur tercatat sebagai
penghasil sapi potong terbesar nasional dengan angka lima juta ekor. Keunggulan
ini turut didukung oleh keberadaan Balai Besar Inseminasi Buatan (BBIB) milik
Kementerian Pertanian yang berlokasi di Jatim.
“Kalau peternak daerah lain belajar ke Jatim, Insya Allah
dalam tiga tahun ke depan kita bisa swasembada daging,” tambahnya.
Khofifah juga menyatakan komitmennya mendukung pelaksanaan
program Koperasi Desa (Kopdes) Merah Putih yang digagas pemerintah pusat. Ia
menyebutkan, OJK memiliki peran penting sebagai pendamping bagi koperasi dalam
menentukan unit usaha.
“Kami sudah libatkan para kepala desa dan lurah, juga
berkoordinasi dengan kementerian terkait dan Dekopinwil. Dengan OJK
mendampingi, koperasi bisa membuka usaha LPG 3 kg atau agen pupuk. Ini langkah
konkret untuk menggerakkan ekonomi desa,” kata Khofifah.(antara)