BERKAH News24 - Kepala Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Timur (BPS Jatim), Zulkipli menyebut, Kabupaten Madiun adalah kabupaten yang mengalami penurunan Indeks Ketimpangan Gender (IKG) Tahun 2024 paling dalam, yakni 0,259 poin.
"Kabupaten Madiun mengalami penurunan ketimpangan gender paling tinggi yaitu 0,259 poin yang disebabkan oleh perbaikan dimensi kesehatan reproduksi dan dimensi pasar tenaga kerja," demikian disampaikan Zulkipli melalui Berita Resmi Statsistik (BRS) BPS Jatim, Senin (19/5/2025).
Selama kurun waktu 2018-2024, Zulkipli menuturkan, pencapaian IKG tingkat kabupaten/kota di Jatim mengindikasikan perkembangan ketimpangan gender yang semakin baik. Ia menyebut, sebagian besar kabupaten/kota di Jatim setiap tahunnya mengalami penurunan ketimpangan gender.
Pada tahun 2024, Zulkipli memaparkan, ketimpangan gender paling rendah dicapai oleh Kota Madiun dengan poin sebesar 0,093, diikuti oleh Kota Kediri sebesar 0,12, Kota Malang sebesar 0,131, Kabupaten Madiun sebesar 0,146, dan Kota Mojokerto sebesar 0,15.
Dalam mengukur IKG, Zulkipli menuturkan, ada tiga dimensi utama pembentuk yang terdiri dari dimensi kesehatan reproduksi, dimensi pemberdayaan dan dimensi pasar tenaga kerja.
Untuk dimensi kesehatan reproduksi, ialah perempuan dibentuk dari dua indikator, yaitu proporsi perempuan pernah kawin usia 15-49 tahun yang melahirkan hidup tidak di fasilitas kesehatan (MTF), dan proporsi perempuan pernah kawin usia 15-49 tahun yang saat melahirkan hidup pertama berusia kurang dari 20 tahun (MHPK20).
Sedangkan, dimensi pasar tenaga kerja ukuran IKG direpresentasikan oleh indikator Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK). "IKG merupakan indikator yang dinamis. Pergerakan yang dinamis ini disebabkan oleh beberapa indikator pembentuknya, seperti MTF, MPHK20, persentase penduduk dengan pendidikan SMA ke atas, dan TPAK. Akibatnya IKG di kabupaten/kota juga menjadi dinamis," ujar Zulkipli.
Jika dibandingkan tahun sebelumnya yakni 2023, Zulkipli mengatakan pada tahun 2024 terdapat 22 kabupaten/kota mengalami penurunan ketimpangan gender, 15 kabupaten/kota mengalami peningkatan ketimpangan gender, dan satu kota yang tidak mengalami perubahan.
Dari dimensi kesehatan reproduksi, Ia mengungkap, IKG tingkat kabupaten/kota terjadi penurunan angka MTF dan MHPK20 di tahun 2024 jika dibandingkan dengan tahun 2023. Dari dimensi pasar tenaga kerja, gap antara TPAK laki-laki dan perempuan semakin mengecil.
"Kabupaten Tulungagung mengalami kenaikan ketimpangan gender paling tinggi yaitu 0,101 poin yang disebabkan oleh penurunan kualitas di semua dimensi pembentuknya. Dari dimensi kesehatan reproduksi, terjadi peningkatan angka MTF dan MHPK20 pada tahun 2024 dibandingkan tahun sebelumnya atau 2023," ungkap Zulkipli.
Dari dimensi pemberdayaan, Zulkipli menjelaskan, terdapat penambahan pelebaran gap antara persentase anggota legislatif laki-laki dan perempuan, serta semakin melebarnya gap antara persentase penduduk tamatan SMA ke atas laki-laki dan perempuan. "Dari dimensi pasar tenaga kerja, gap antara TPAK laki-laki dan perempuan juga semakin melebar jika dibandingkan tahun sebelumnya atau 2023," jelasnya.
Dengan adanya IKG tingkat kabupaten/kota di Jawa Timur ini, Zulkipli menegaskan, kesenjangan juga masih terlihat. Bahwa range IKG kabupaten/kota di Jawa Timur adalah antara 0,093 sampai dengan 0,641.
"Pada tahun 2024, terdapat 10 Kabupaten yang memiliki IKG lebih besar dibandingkan Provinsi Jawa Timur, yaitu Kabupaten Pacitan, Kabupaten Trenggalek, Kabupaten Bondowoso, Kabupaten Situbondo, Kabupaten Probolinggo, Kabupaten Nganjuk, Kabupaten Bangkalan, Kabupaten Sampang, Kabupaten Pamekasan, dan Kabupaten Sumenep," sebutnya. (vin/s)