BERKAH News24 - Sebanyak 11 Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) di Kabupaten Madiun mendapatkan dana hibah pembangunan Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik Setempat (SPALD-S) dari Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Madiun.
Secara simbolis dana hibah SPALD-S tersebut diserahkan oleh Bupati Madiun, Hari Wuryanto kepada KSM penerima manfaat pada acara peletakan batu pertama SPALD-S di Desa Kenongorejo, Kecamatan Pilangkenceng, Kabupaten Madiun pada Kamis (15/5/2025).
Adapun 11 KSM penerima manfaat tersebut, yaitu KSM Simo Sejahtera Desa Simo, Kecamatan Balerejo. KSM Tawang Maju Desa Tawangrejo, Gemarang. KSM Sehat Sentosa Desa Krandegan, Kebonsari. KSM Mojorejo Desa Mojorejo, Kebonsari. KSM Sanitasi Kenongorejo Desa Kenongorejo, Pilangkenceng. KSM Berkah Jaya Desa Tulung, Saradan. KSM Bakur Sehat Desa Bakur, Sawahan. KSM Mugi Rahayu Desa Joho, Dagangan. KSM Tirta Makmur Desa Sukolilo, Jiwan. KSM Gotong Royong Desa Kuwiran, Kare. KSM Desa Klitik, Wonoasri.
Kepala Dinas PUPR Kabupaten Madiun, Gunawi mengatakan, bahwa program SPALD-S ini merupakan program unggulan 100 hari kerja Bupati dan Wakil Bupati Madiun periode 2025-2030, salah satunya adalah mendukung misi ke empat, Madiun Bersahaja dalam mewujudkan pemerataan pembangunan infrastruktur yang andal di semua wilayah.
"Ini adalah program-program unggulan Bapak Bupati dan Wakil Bupati, yang mana infrastruktur ini perlu dilakukan pembangunannya, pemerataan di semua wilayah," kata Gunawi.
Menurutnya, di tahun 2025 ini, Pemkab Madiun mengalokasikan dana sebesar Rp5,8 miliar untuk program SPALD-S, dengan total sasaran ada 473 rumah tangga, dengan rincian 360 rumah tangga di wilayah perdesaan dan 113 di wilayah perkotaan.
Pembangunan SPALD-S ini bersumber dari Dana Alokasi Khusus (DAK) reguler untuk wilayah pedesaan berupa dana hibah untuk pembangunan satu bilik sapiteng dan resapan.
Sedangkan untuk pelaksanaan program ini berupa hibah uang disampaikan kepada KSM untuk dilakukan pekerjaan, dan pembangunannya melibatkan masyarakat setempat, terutama para keluarga yang mendapatkan hibah pemanfaatan sanitasi tersebut.
"Program ini diperuntukan untuk masyarakat dengan balita stunting, masyarakat berpenghasilan rendah dan masyarakat yang belum memiliki akses sanitasi layak," jelasnya.
Berdasarkan data akhir 2024, akses sanitasi layak di Kabupaten Madiun baru mencapai 87,6 persen dari total 184.469 rumah tangga. Masih terdapat sekitar 22.725 rumah tangga atau 12,4 persen yang belum memiliki akses sanitasi layak.
"Kita masih punya PR yang cukup banyak. Kedepannya masih ada 22,725 rumah tangga lagi, maka pemerintah hadir untuk melakukan intervensi. Harapannya dalam lima tahun kedepan 100 persen, semua rumah tangga bisa mengakses sanitasi layak, bersih dan sehat," harapnya.
Ditempat yang sama Bupati Madiun, Hari Wuryanto menyampaikan, bahwa sanitasi bukan hanya soal fisik bangunan, tetapi tentang kesadaran masyarakat akan pentingnya kebersihan dan kesehatan.
"Jadi ini dalam rangka untuk mewujudkan masyarakat kita itu sehat dengan adanya sanitasi yang layak. Kami ingin masyarakat menyadari bahwa ini adalah kebutuhan dasar mereka, bukan hanya karena bantuan pemerintah,” kata Hari Wur sapaan akrab Bupati Madiun.
Menurutnya, selain selaras dengan visi misi Kabupaten Madiun yang bersahaja: bersih, sehat, dan sejahtera, program ini dilaksanakan juga dalam rangka mendukung program Asta Cita Presiden Prabowo, serta bentuk nyata dukungan terhadap program nasional penurunan angka stunting menuju Indonesia Emas 2045.
"Dengan hadirnya SPALD-S, diharapkan akan terjadi perubahan perilaku hidup bersih dan sehat di tingkat rumah tangga. Mudah-mudahan nanti secara mandiri masyarakat juga bisa melakukan pembangunan sanitasi yang layak," pungkasnya. (jatimpos).