Ticker

10/recent/ticker-posts

Ad Code

Klik Disini

IPM Jawa Timur 2025 Naik Jadi 76,13, Kesehatan dan Kesejahteraan Jadi Pendorong Utama

BERKAH News24 - Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Jawa Timur tahun 2025 mencapai 76,13, atau meningkat 0,78 poin (1,04 persen) dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar 75,35. Kenaikan ini didorong oleh sektor kesehatan dan kesejahteraan sebagai faktor utama.

Pernyataan tersebut disampaikan Kepala Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Timur (BPS Jatim) Zulkipli, dalam Berita Resmi Statistik (BRS), Kamis (6/11/2025).

“Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Jawa Timur tahun 2025 naik menjadi 76,13, didorong oleh meningkatnya harapan hidup, pendidikan, dan kesejahteraan masyarakat yang makin baik,” jelas Zulkipli.

Capaian tersebut, menurut Zulkipli, menegaskan status pembangunan manusia Jawa Timur yang tetap berada pada kategori tinggi, dengan tren peningkatan rata-rata sebesar 0,89 persen per tahun selama periode 2021–2025.

"Peningkatan IPM tahun ini terjadi di seluruh dimensi penyusunnya, umur panjang dan hidup sehat, pengetahuan, serta standar hidup layak," terangnya. 

Dimensi Perkembangan IPM Jatim 2025

Peningkatan IPM tahun 2025 didukung oleh semua dimensi penyusunnya, terutama dimensi standar hidup layak yang tecermin dari pengeluaran riil per kapita per tahun. Ukuran di tahun 2025 tercatat meningkat sebesar 5,11 persen dibanding tahun 2024. 

Dua indikator dimensi pengetahuan juga tercatat melambat, dipaparkan Zulkipli, Harapan Lama Sekolah (HLS) tumbuh sebesar 0,07 persen tahun 2025 sedangkan tahun sebelumnya sebesar 0,37 persen dan Rata-rata Lama Sekolah (RLS) tumbuh sebesar 1,33 persen tahun 2025 sedangkan tahun sebelumnya sebesar 2,10 persen. 

Sementara Umur Harapan Hidup saat lahir (UHH) pertumbuhannya meningkat dari sebesar 0,27 persen tahun 2024 menjadi 0,39 persen pada tahun 2025.

Dimensi UHH, Pengetahuan, dan Standar Hidup Layak

Zulkipli menyebutkan, UHH yang merepresentasikan dimensi umur panjang dan hidup sehat terus meningkat dari tahun ke tahun. Selama periode 2021 hingga 2025, UHH telah meningkat sebesar 1,08 tahun atau rata-rata tumbuh sebesar 0,36 persen per tahun. 

"Pada tahun 2021, UHH Jawa Timur adalah 74,28 tahun dan pada tahun 2025 mencapai 75,36 tahun. UHH tahun 2025 meningkat 0,29 tahun atau setara 0,39 persen dibanding tahun sebelumnya, lebih tinggi dibandingkan rata-rata pertumbuhan 2021-2024 setara dengan 0,35 persen per tahun," terangnya.

Menurut Zulkipli, umur harapan hidup saat lahir di Jawa Timur kini mencapai 75,36 tahun, naik 0,29 tahun dibandingkan tahun 2024. Angka ini menunjukkan peningkatan signifikan dalam kualitas kesehatan masyarakat.

“Sekarang umur harapan hidup kita makin panjang. Kalau dulu rata-rata 63 tahun, sekarang 75 sampai 76 tahun. Artinya, masyarakat kita semakin sehat,” tambahnya.

Untuk dimensi pengetahuan pada IPM, diungkapkan Zulkipli dibentuk oleh dua indikator, yaitu HLS penduduk usia 7 tahun ke atas dan RLS penduduk usia 25 tahun ke atas. Kedua indikator ini terus meningkat dari tahun ke tahun. 

"Selama periode 2021 hingga 2025, HLS Jawa Timur rata-rata meningkat 0,15 persen per tahun, sementara RLS meningkat 1,62 persen per tahun. HLS tahun 2025 meningkat tipis sebesar 0,01 tahun setara 0,07 persen dibandingkan tahun 2024, dan lebih lambat bila dibandingkan rata-rata pertumbuhan per tahun selama 2021-2024 atau setara 0,17 persen," ungkap Zulkipli.

"Meskipun pertumbuhannya melambat dibanding tahun-tahun sebelumnya, peningkatan ini menunjukkan pemerataan akses pendidikan di berbagai wilayah," sambungnya.

Dimensi ketiga yang mewakili pembangunan manusia adalah standar hidup layak yang direpresentasikan dengan pengeluaran riil per kapita per tahun yang disesuaikan. Zulkipli menjelaskan, di tahun 2025, pengeluaran riil per kapita per tahun yang disesuaikan masyarakat Jawa Timur mencapai Rp13,51 juta per tahun. 

"Capaian ini meningkat 657 ribu rupiah setara dengan 5,11 persen dibandingkan tahun sebelumnya dan bahkan lebih tinggi dibandingkan rata-rata pertumbuhan per tahun selama 2021-2024 yang sebesar 3,16 persen," terang Zulkipli.

Dimensi ini, dikatakannya, mengalami lonjakan tertinggi. Zulkipli menyebut, pengeluaran riil per kapita per tahun masyarakat Jawa Timur mencapai Rp13,51 juta, naik 657 ribu rupiah (5,11 persen) dibandingkan tahun 2024.

“Dari sisi ekonomi, capaian ini menggambarkan kesejahteraan masyarakat yang terus meningkat. Kalau gizi dan kesehatan membaik, harapan hidup pun naik,” terang Zulkipli.

Dari ketiga dimensi tersebut, Zulkipli menyimpulkan bahwa IPM di Jatim memang membaik. “Kalau kita lihat dari tiga indikator itu, semuanya membaik. Umur harapan hidup meningkat, dari sisi pengeluaran per kapita juga naik cukup bagus. Untuk pengetahuan juga tumbuh, meski sedikit melambat,” ujar Zulkipli.

Metode Pengukuran IPM di Jatim

Zulkipli membeberkan, bahwa pengukuran umur harapan hidup di Jatim dilakukan melalui survei tahunan, termasuk hasil Long Form Sensus Penduduk 2020. Peningkatan indikator ini turut dipengaruhi oleh perbaikan gizi masyarakat dan program kesehatan seperti MBG (Makanan Bergizi).

BPS mencatat, dari 38 kabupaten/kota di Jawa Timur, 8 daerah kini masuk kategori pembangunan manusia 'sangat tinggi' (IPM ≥ 80), yaitu Kabupaten Sidoarjo, Kota Kediri, Kota Blitar, Kota Malang, Kota Mojokerto, Kota Madiun, Kota Surabaya, dan Kota Batu. 

"Sementara Kabupaten Sumenep menjadi daerah yang berhasil naik kelas dari kategori 'sedang' ke 'tinggi'," beber Zulkipli.

Dia menyampaikan, secara keseluruhan, peningkatan IPM Jatim 2025 didorong oleh kemajuan di sektor kesehatan, peningkatan daya beli, dan konsistensi pemerintah daerah dalam mengembangkan pendidikan serta layanan publik. Oleh karenanya diharapkan hal ini terjadi secara konsisten ke depan agar IPM Jatim terus meningkat.(vin/s)

close
Pasang Iklan Disini