BERKAH News24 - Badan Bahasa RI melalui Balai Bahasa Provinsi Jawa Timur meluncurkan 123 buku cerita anak dwibahasa pada Diseminasi dan Peluncuran Produk Terjemahan Tahun 2025, Senin (24/11), di Hotel Mercure Surabaya Grand Mirama.
Kegiatan ini menegaskan komitmen penguatan ekosistem literasi sekaligus memperluas akses bacaan inklusif bagi anak-anak di Jawa Timur dan Indonesia.
Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur, Dr Aries Agung Paewai, menekankan pentingnya literasi sebagai fondasi pembangunan bangsa.
“Jawa Timur kami targetkan menjadi episentrum literasi nasional. Produk terjemahan ini memperkuat ekosistem bahasa dan meneguhkan peran penerjemah sebagai penjaga makna serta penutur peradaban,” ujarnya.
Gerakan literasi, mulai dari baca-tulis hingga literasi budaya, diperlukan untuk menyiapkan generasi muda menghadapi Indonesia Emas 2045.
Sementara itu, perwakilan Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Jawa Timur, Melkion Donald, S.Pd, M.Hum, menekankan pentingnya pembiasaan membaca sejak dini.
“Kegiatan menulis dan membaca adalah proses intelektual yang sangat penting bagi perkembangan anak-anak. Melalui layanan perpustakaan keliling, ruang baca anak, hingga dongeng keliling dan daring, kami terus menumbuhkan budaya literasi di Jawa Timur,” pungkasnya.
Ia menegaskan bahwa karya-karya yang diluncurkan akan menjadi koleksi deposit untuk diwariskan kepada generasi mendatang.
Kepala Balai Bahasa Provinsi Jawa Timur, Dr. Puji Retno Hardiningtyas, M.Hum, menyampaikan capaian besar dalam produksi buku anak dwibahasa.
“Sejak 2021 hingga 2025, kami telah menyumbang 375 judul cerita anak sebagai bagian dari gerakan literasi nasional dan pelestarian bahasa daerah. Tahun ini kami meluncurkan 123 judul berbahasa Jawa, Using, dan Madura sebagai bahan bacaan bermuatan Science, Technology, Engineering, Art and Mathematic (STEAM),”ujarnya.
Puji berharap karya-karya tersebut segera memperoleh ISBN dan dapat disebarluaskan ke sekolah serta masyarakat luas.
Ketua Panitia, Awaludin Rusiandi, M.A, menambahkan bahwa capaian ini terwujud melalui kerja kolaboratif hampir 200 insan literasi.
“Sebanyak 123 buku ini lahir berkat kontribusi para penulis, penerjemah, ilustrator, penelaah, dan penyunting. Buku-buku ini menjadi jendela imajinasi, sahabat belajar, sekaligus sarana mengenalkan ilmu pengetahuan dan budaya kepada anak-anak Indonesia,” ungkapnya.
Acara kemudian dilanjutkan dengan peluncuran Buku Cerita Anak Dwibahasa 2025, penampilan adaptasi buku oleh komunitas Pusat Bahasa Isyarat Indonesia (BISINDO), serta pengenalan Kamus Video BISINDO 2025 yang diharapkan memperluas keterjangkauan literasi bagi penyandang disabilitas rungu.
Selain itu, penyerahan sertifikat penghargaan kepada para penulis, penerjemah, ilustrator, penelaah, dan penyunting sebagai bentuk apresiasi atas kontribusi mereka. Sesi berikutnya diisi materi terkait standar penjenjangan cerita anak, proses ISBN, serta strategi menulis cerita anak yang bermakna. Kegiatan ditutup dengan sesi kreatif mengenai ilustrasi sebagai jembatan antara kata dan imajinasi.
Melalui kegiatan ini, Badan Bahasa menegaskan perannya dalam menghadirkan produk literasi yang inklusif, berkualitas, dan berkelanjutan bagi seluruh masyarakat Indonesia.(pw,tr/red)












