BERKAH News24 - Wakil Gubernur Jawa Timur, Emil Elestianto Dardak, menegaskan komitmen Pemerintah Provinsi Jawa Timur dalam memperkuat kemandirian dan ketahanan pangan nasional. Peningkatan produktivitas pertanian dan kesejahteraan petani disebutnya sebagai prioritas utama Pemprov Jatim.
Hal tersebut disampaikan Emil saat menjadi narasumber dalam Seminar Keterbukaan Informasi Publik 2025 yang diselenggarakan oleh Komisi Informasi Pusat di Jakarta, Rabu (15/10/2025).
“Jawa Timur bukan hanya lumbung pangan nasional, tapi juga laboratorium inovasi pangan Indonesia. Kemandirian pangan harus dibarengi dengan pertanian berkelanjutan dan peningkatan kesejahteraan petani,” ujar Emil.
Ia menyebut, Jawa Timur menghadapi berbagai tantangan dalam menjaga swasembada pangan, mulai dari keterbatasan lahan, dampak perubahan iklim, pertumbuhan penduduk, hingga ketimpangan harga dan kerusakan lingkungan.
Melalui program Nawa Bhakti Satya, khususnya Bhakti ke-7 yakni Jatim Agro, Pemprov Jatim terus beradaptasi dengan perubahan iklim melalui pengembangan varietas tanaman tahan kekeringan, sistem irigasi efisien, serta pemanfaatan teknologi untuk meningkatkan produktivitas pertanian.
Upaya lain yang dilakukan antara lain diversifikasi pangan, pengelolaan sumber daya air secara berkelanjutan, dan penguatan kemitraan global untuk mengatasi tantangan pangan dunia.
Berdasarkan data Angka Tetap BPS 2024, Jawa Timur menempati posisi tertinggi nasional dalam hal produksi pertanian. Produksi padi Jatim mencapai 9,3 juta ton atau eringkat 1 dengan kontribusi 17,4 persen dari produksi nasional. Produksi jagung 4 6 juta ton atau peringkat 1 dengan kontribusi 30,36 persen dari produksi nasional. Produksi tebu 1,27 juta ton atau peringkat 1 dengan kontribusi 13,5 persen dari produksi nasional.
Sementara produksi garam Jatim mencapai 863.332 ton dan perikanan tangkap 621.447. Kedua komoditi menjadikan produsen peringkat 1 nasional. Di sisi lain produksi susu sapi dari Jatim mencapai 468.712 ton berkontribusi 58 persen dari produksi nasional. Produksi telur 2,02 ton berkontribusi 32 persen dari produksi nasional dan daging sapi 121.387 ton berkontribusi 20 persen dari produksi nasional.
"Jawa Timur bukan hanya lumbung pangan nasional, tapi juga laboratorium inovasi pangan Indonesia. Namun kemandirian pangan tidak cukup hanya dengan meningkatkan produksi tapi juga harus memastikan pertanian kita berkelanjutan, produktivitas dan kesejahteraan petani meningkat serta ramah lingkungan," kata Emil Dardak.
Menurut Emil, Jawa Timur memiliki karakteristik unik. Dengan luas wilayah sekitar 48 ribu kilometer persegi, provinsi ini tidak lagi memiliki ruang besar untuk membuka lahan pertanian baru. Namun, kesuburan tanah vulkanik dan ketersediaan air yang melimpah menjadikan produktivitas pertanian tetap tinggi. Di sejumlah daerah, petani bahkan bisa memanen padi hingga tujuh kali dalam dua tahun.
Namun, di balik capaian tersebut, masih ada pekerjaan rumah besar. Banyak warga yang bekerja di sektor pertanian masih hidup di bawah garis kemiskinan. Emil menilai, pertanian harus bisa menjadi jalan menuju kesejahteraan, bukan sekadar bertahan hidup. Ia menekankan pentingnya menambah nilai produk pertanian melalui pengolahan dan hilirisasi.
Pemerintah Provinsi Jawa Timur kini mendorong berbagai program untuk memperkuat ekonomi petani, antara lain dengan memperluas akses pasar, memperkenalkan teknologi pertanian modern, serta mendorong penggunaan sistem digital untuk meningkatkan efisiensi.
Upaya ini juga sejalan dengan langkah adaptasi terhadap perubahan iklim yang mulai berdampak pada pola tanam dan ketersediaan air.
Emil menjelaskan, Jawa Timur terus mengembangkan varietas tanaman yang tahan terhadap kekeringan serta memperbaiki sistem irigasi agar lebih efisien. Selain itu, pemerintah juga mengedukasi petani agar lebih bijak dalam menggunakan pestisida dan menjaga kesuburan tanah.
Ia menambahkan, diversifikasi pangan juga penting agar masyarakat tidak hanya bergantung pada beras. Provinsi ini mendorong konsumsi bahan pangan lokal seperti jagung, umbi-umbian, dan produk olahan hasil ternak sebagai bagian dari pola makan sehat dan beragam.
Dengan 48 gunung, lebih dari 500 pulau, serta ribuan desa dan kelurahan, Jawa Timur memiliki potensi luar biasa di sektor pertanian dan peternakan. Emil menyebut, Jawa Timur adalah miniatur Indonesia yang beragam, produktif, dan penuh tantangan. (afr/s)