BERKAH News24 - Anjloknya harga tomat yang hanya mencapai Rp2.000 per kilogram membuat Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa turun langsung ke Kabupaten Madiun. Dalam kunjungan kerja di Dusun Seweru, Desa/Kecamatan Kare, Jumat (26/9/2025), Khofifah didampingi Wakil Bupati Madiun Purnomo Hadi meninjau sekaligus memanen tomat bersama petani setempat.
Setibanya di lokasi, Khofifah dan Purnomo Hadi berbincang dengan Wagimun, petani tomat asal Dusun Seweru. Wagimun mengaku prihatin dengan harga jual yang merosot tajam.
“Dulu tomat bisa Rp8.000 bahkan pernah saya jual Rp12.000 per kilo. Minimal kalau Rp4 ribu masih ada laba. Tapi sekarang cuma Rp2 ribu, jelas petani rugi,” ungkapnya.
Menurut Wagimun, kondisi ini berlangsung sejak Agustus lalu akibat panen serentak di banyak daerah sehingga terjadi kelebihan pasokan di pasar.
Khofifah menyampaikan, turunnya harga tomat berkontribusi terhadap deflasi di Jawa Timur.
“Saya lihat data, Madiun termasuk penyumbang deflasi signifikan karena harga tomat anjlok. Maka saya minta dicek ke lapangan, ternyata memang benar harga hanya Rp2.000 per kilo di lahan,” jelasnya.
Sebagai bentuk intervensi, Khofifah melakukan penyerapan hasil panen sebesar 1,3 ton tomat dari petani dengan harga Rp4.000 per kilogram. Ia juga mengimbau bupati dan wali kota di seluruh Jawa Timur ikut menyerap produk tomat di wilayahnya masing-masing.
“Kalau setiap daerah menyerap tomat lalu dibagikan ke sekolah, PAUD, atau TK dalam bentuk jus sehat, harga bisa segera kembali netral,” ujarnya.
Selain memanen tomat, Gubernur Jatim turut menyerahkan bantuan sembako kepada warga sekitar serta membagikan makanan ringan kepada siswa SD di lokasi panen.
Sementara itu, Wakil Bupati Madiun Purnomo Hadi menegaskan pihaknya akan menindaklanjuti arahan gubernur dengan mendata petani yang belum menjual hasil panennya.
“Kami bersama camat dan kepala desa akan mendata, lalu menyerap sesuai arahan Ibu Gubernur agar harga kembali normal. Tomat yang diserap nanti bisa didistribusikan ke sekolah-sekolah dalam bentuk jus, karena kandungan vitaminnya baik untuk anak-anak,” ujarnya.
dr. Pur (sapaan akrab Wabup Madiun) juga menambahkan, anjloknya harga tomat tahun ini terjadi karena banyak petani beralih menanam tomat setelah harga tahun lalu sempat tinggi.
“Sekarang panen serentak hampir di semua daerah, akhirnya terjadi oversupply. Tapi Insyaallah bersama pemerintah provinsi, kita akan cari solusi agar harga kembali stabil dan petani tidak merugi,” tandasnya.