BERKAH News24 - Mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali torehkan prestasi membanggakan di kancah internasional. Prestasi hebat kali ini datang dari mahasiswa Departemen Desain Komunikasi Visual (DKV) ITS Hanifah Awwalun Nisa' yang berhasil memenangkan kompetisi HSE x ITS: Art of Reframe yang mampu membawanya hingga ke Rusia.
Kompetisi pembuatan poster film ini merupakan bentuk kerja sama HSE Art and Design School dengan Departemen DKV ITS. Kompetisi ini mengundang para mahasiswa Departemen DKV dari kedua institusi untuk menampilkan karya terbaiknya yang dinilai oleh berbagai juri internasional. “Jadi kompetisi ini juga melibatkan mahasiswa dari HSE Art and Design School untuk bersaing,” jelas Ipeh, nama panggilannya.
Kemitraan yang menghasilkan kompetisi kolaboratif ini memanfaatkan film sebagai unsur dalam pembuatan karya. Kedua pihak dituntut mendalami karya film antarnegara yang mepererat kolaborasi kedua perguruan tinggi tersebut. “Dalam kompetisi ini, peserta dari Rusia mendapatkan materi perfilman Indonesia untuk pembuatan karyanya dan juga berlaku sebaliknya untuk peserta dari Indonesia (ITS),” ungkap gadis asal Tulungangung tersebut.
Dalam karyanya, mahasiswi angkatan 2023 ini menggunakan materi film berjudul Night Watch untuk membuat karya posternya. Film tersebut dipilih lantaran ketertarikanya pada genre thriller dan horror, sehingga ia bisa membuat berbagai ragam visual yang memanjakan mata melalui posternya. “Selain itu, ternyata film ini juga merupakan salah satu film legendaris yang ada Rusia,” ujarnya antusias, dalam rilis ITS, Selasa(27/5/2025).
Ipeh sendiri mengaku bahwa pengerjaan enam poster tersebut diselesaikannya dalam waktu kurang dari sebulan sejak awal Maret lalu. Mulai dari riset mendalam mengenai film hingga membuat 10 alternatif sketsa. Bahkan harus menghadapi beberapa kendala seperti laptop yang rusak sehingga harus mengerjakan ulang lewat ponselnya untuk menghasilkan karya yang mampu membawanya ke Negeri Beruang Merah tersebut. “Tidak menyangka juga sampai ke titik ini, mengingat kerja keras sebelumnya,” tambahnya penuh haru.
Dalam perjalanannya ke benua seberang ini, Ipeh berkesempatan untuk berbagi mengenai karyanya dalam pameran yang juga menampilkan 20 karya terpilih lainnya di Saint Petersburg, Rusia. Mampu memamerkan karyanya di tingkat internasional sekaligus dapat berkunjung ke negara lain memberikan pengalaman yang baru sekaligus menakjubkan bagi Ipeh. “Saya juga sempat memberikan speech saat pembukaan acara tersebut,” tutur Ipeh bangga.
Tak hanya itu, salah satu koordinator juri dari ITS Naufan Noordyanto SSn MSn memandang bahwa kompetisi ini dapat menjadi ajang internasionalisasi mahasiswa sekaligus saling mengenal budaya antar kedua negara tersebut. “Kegiatan ini juga sebagai bentuk dalam memberikan ruang untuk keterlibatan mahasiswa, sehingga dari mereka juga akan semakin giat berkarya,” tutur dosen Departemen DKV ITS yang telah memamerkan karyanya hingga di 47 negara tersebut.
Magister dari Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta ini menjelaskan bahwa kompetisi yang bersifat tertutup tersebut juga tergabung dalam salah satu mata kuliah di DKV ITS yakni Ilustrasi Digital. Empat kelas dalam mata kuliah tersebut dinaungi oleh empat dosen, yakni Rabendra Yudistira Alamin ST MDs, Dr Rahmatsyam Lakoro SSn MT, Nugrahardi Ramadhani SSn MT, serta dirinya sendiri.
Kemenangan Ipeh dalam ajang ini turut mendukung pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs), terutama poin ke-4 dan 17. Ipeh pun berharap melalui kompetisi dan prestasi yang berhasil diraihnya tersebut, ke depannya akan lebih banyak kolaborasi unggulan sejenisnya yang memberikan manfaat sekaligus pengalaman luar biasa. (mad)