BERKAH News24 - Kader Posyandu menjadi elemen penting dalam pembangunan kesehatan di Banyuwangi. Untuk meningkatkan wawasan khususnya masalah gizi balita, pemkab mengundang secara khusus Dr. dr. Tan Shot Yen untuk membagikan ilmunya kepada ratusan kader posyandu.
“Pembangunan manusia melalui pemenuhan gizi dan kesehatan anak telah menjadi prioritas pembangunan Bupati Ipuk. Maka, kami pun menghadirkan secara istimewa dokter Tan," kata Wakil Bupati Banyuwangi Mujiono dalam acara talkshow Gerakan Posyandu Aktif di Pendopo Sabha Swagatha Blambangan, Rabu (19/11/2025).
"Ibu-ibu kader beruntung bisa mengikuti "kelas" dokter Tan. Ilmunya bisa diterapkan nanti saat pulang ke rumah dan ditularkan ke ibu-ibu yang lain," imbuh Mujiono.
Dalam acara tersebut, 400 kader posyandu, kepala Puskesmas, pembina Posyandu, hingga anggota PKK mendapatkan materi langsung dari dokter Tan salah satunya tentang pemenuhan gizi bagi balita stunting.
Dokter Tan yang seorang dokter, ahli gizi, sekaligus penulis itu menegaskan pentingnya peningkatan kompetensi para kader posyandu yang merupakan garda depan layanan kesehatan di masyarakat.
Dia menyebut ada 25 kompetensi yang harus dimilki kader Posyandu, salah satunya pemahaman tentang stunting, termasuk pencegahan dan penanganannya.
"Percuma kita mencegah kalau kita enggak ngerti stunting itu apa, karena mencegahnya nanti serampangan," ujarnya.
Dokter Tan menjelaskan bahwa stunting dilihat melalui tiga kriteria dengan fokus utama pada pengukuran tinggi badan anak.
“Tandanya adalah di kurva tinggi badan menurut umur. Jadi bukan sekedar berat badan loh,” jelasnya.
Dia lalu membeber 5 pintu masuk dan 5 pintu keluar stunting. Lima pintu masuk dimulai saat ibu hamil mengalami anemia, kekurangan energi kronik, lingkar lengan atas kecil, anak risiko lahir dengan berat badan rendah, serta anemia.
"Hal ini bisa beresiko lebih saat kelahiran tidak dilakukan inisiasi menyusui dini, kegagalan ASI eksklusif, MPASI tidak benar dan anak sering sakit," jelasnya.
Ditambahkan dia, stunting bisa dicegah dengan 5 rumus pintu keluar dari stunting. Yaitu lewat literasi, edukasi, sanitasi, imunisasi serta perencanaan keluarga.
"Maka disinilah perlunya peran kader yang memiliki kapasitas baik. Kader harus bisa jadi motivator laktasi, mengedukasi masyarakat agar tidak mengalami mal nutrisi, bahkan saat ada yang anti vaksin, kader juga harus bisa menangani," kata dokter Tan.
Kegiatan talkshow diakhiri sesi tanya jawab interaktif yang menghasilkan komitmen kolektif dari peserta untuk memperkuat peran posyandu di seluruh wilayah Banyuwangi. (*)












