Ticker

10/recent/ticker-posts

Ad Code

Klik Disini

STQH Nasional XXVIII di Kendari Usung Semangat Qurani dan Kepedulian Lingkungan

BERKAH News24 - Seleksi Tilawatil Qur’an dan Hadis (STQH) Nasional XXVIII Tahun 2025 resmi dimulai di Kota Kendari, Provinsi Sulawesi Tenggara. Ajang dua tahunan ini mengusung tema “Syiar Al-Qur’an dan Hadis: Merawat Kerukunan, Melestarikan Lingkungan”, yang menjadi pesan utama sekaligus identitas penyelenggaraan STQH tahun ini. 

Tema tersebut tercermin dalam logo resmi STQH Nasional 2025, yang dirancang untuk merepresentasikan semangat syiar, persaudaraan, dan kepedulian terhadap kelestarian alam sebagai wujud implementasi nilai-nilai Al-Qur’an dan Hadis dalam kehidupan sehari-hari. 

Dalam sambutannya pada Malam Ta’aruf di Rumah Jabatan Gubernur Sulawesi Tenggara, Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Kementerian Agama RI, Abu Rokhmad, menyampaikan, bahwa STQH kali ini memperlombakan berbagai cabang yang mencerminkan kekayaan khazanah Al-Qur’an dan Hadis. 

“Cabang tilawah dibagi dalam kategori anak-anak dan dewasa, putra maupun putri. Untuk tahfidz, terdapat golongan 1, 5, 10, 20, dan 30 juz. Sedangkan cabang tafsir diselenggarakan bagi putra dan putri dengan beragam dasar tafsir,” jelasnya. 

Ia menambahkan, cabang hadis terdiri atas tiga kategori: hafalan 100 hadis beserta sanadnya, hafalan 500 hadis tanpa sanad, serta penulisan karya ilmiah hadis yang menjadi inovasi baru dalam STQH tahun ini. 

Abu Rokhmad juga mengungkapkan bahwa pelaksanaan STQH Nasional XXVIII di Kendari melibatkan total 3.921 peserta dan pendukung, terdiri atas 1.027 peserta lomba, 663 peserta tambahan, 364 peserta cadangan, serta sekitar 1.500 orang pendamping, pelatih, panitia, dan ofisial. Turut hadir pula 72 Dewan Hakim, sekitar 250 pejabat pusat dan daerah, termasuk para gubernur atau perwakilannya, serta 10 tamu dari luar negeri. 

Sementara itu, Direktur Penerangan Agama Islam Kemenag sekaligus Sekretaris LPTQ Nasional, Ahmad Zayadi, menjelaskan bahwa STQH merupakan ajang pembinaan talenta Qur’ani yang digelar setiap dua tahun sekali, secara bergantian dengan Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ). 

“Kalau tahun lalu kita menyelenggarakan MTQ, maka tahun ini STQH. Tahun depan kembali MTQ, dan seterusnya,” ujarnya. 

Menurut Zayadi, perbedaan utama STQH dibanding MTQ terletak pada adanya cabang hadis. “Bahkan, di Kendari tahun ini ada tambahan cabang baru, yaitu karya tulis ilmiah hadis,” tambahnya. 

Dengan semangat tema “Syiar Al-Qur’an dan Hadis: Merawat Kerukunan, Melestarikan Lingkungan”, STQH Nasional XXVIII diharapkan tidak hanya menjadi ajang kompetisi keagamaan, tetapi juga wadah pembentukan generasi Qur’ani yang berakhlak mulia, cinta damai, dan peduli terhadap keberlanjutan lingkungan hidup.(jal/s)

close
Pasang Iklan Disini