Ticker

10/recent/ticker-posts

Ad Code

Klik Disini

Cegah Penyakit Mental, RS Jiwa Menur Jatim Adakan Gelar Wicara

BERKAH News24 - Guna meningkatkan edukasi untuk mencegah gejala penyakit mental di kalangan masyarakat, Rumah Sakit (RS) Jiwa Menur Provinsi Jawa Timur mengadakan Gelar Wicara Hibrida atau Hybrid Talkshow bertajuk 'Mental Emergency: Pertolongan Pertama untuk Luka yang Tak Terlihat'. 

Kegiatan yang diadakan di lantai 2, Graha Menur, Surabaya, Rabu (15/10/2025) ini, merupakan puncak peringatan Hari Kesehatan Jiwa Sedunia 2025 sekaligus memeriahkan Hari Jadi ke-80 Provinsi Jawa Timur.

Dengan diikuti lebih dari 3.000 peserta secara luring dan daring, peserta kegiatan ini terdiri atas tenaga kesehatan, akademisi, aparat penegak hukum, dan masyarakat umum dari berbagai daerah di Indonesia.

Para pembicara dalam gelar wicara ini membahas pentingnya kesadaran terhadap mental emergency, cara memberikan pertolongan pertama psikologis dalam mendukung individu yang mengalami tekanan mental. Peserta diajak memahami bahwa gangguan kesehatan jiwa adalah hal yang nyata dan memerlukan penanganan dini, sebagaimana halnya luka fisik.

Tiga pembicaranya, adalah Direktur Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) RA. Basoeni Kabupaten Mojokerto Rasyid Salim yang membahas aspek medis dan penanganan pertama dalam situasi mental health emergency, Psikiater Konsultan Anak dan Remaja RS Jiwa Menur Prov. Jatim Ivana Sajogo, yang mengulas terkait coping mechanism serta peran keluarga dalam pemulihan pasien, dan Kasat Reskrim Polres Mojokerto AKP Fauzi Pratama yang memberi sudut pandang hukum dan penanganan kasus terkait krisis mental di masyarakat.

'Luka yang Tak Terlihat'

Kegiatan dibuka oleh pembicara kunci, Direktus RS Jiwa Menur Provinsi Jawa Timur, Vitria Dewi, yang menyampaikan bahwa kegiatan ini melihat adanya isu kesehatan jiwa kini semakin mendesak untuk ditangani bersama. Mengingat unsur jiwa merupakan bagian diri manusia yang tak kasat mata, maka luka yang tercipta juga tak terlihat sehingga isu luka batin dan tekanan mental atau penyakit mental penting untuk dibahas. 

“Luka yang tidak terlihat, termasuk luka batin dan gangguan mental sering kali lebih berbahaya daripada luka fisik. Karena itu, menjaga kesehatan jiwa adalah tanggung jawab kita semua, bukan hanya psikiater atau psikolog, agar setiap keluarga dan masyarakat Jawa Timur dapat hidup sehat mental dan aman," jelas Vitria dalam sambutannya.

Dipaparkan Vitria, bahwa peningkatan kebutuhan layanan kesehatan mental di RS Jiwa Menur saat ini tercermin dari jumlah tempat tidur yang kini mencapai 400 unit dengan tingkat keterisian (BOR) sekitar 80 persen, serta lonjakan kunjungan pasien rawat jalan hingga lebih dari 40 ribu kasus pada tahun 2025.

"Kasus melukai diri sendiri dan kekerasan dalam keluarga didominasi kelompok usia produktif antara usia sekitar 18 hingga 59 tahun, masing-masing mencapai 87 persen," paparnya.

Menurut Vitria, fenomena ini menunjukkan bahwa tekanan sosial-ekonomi dan pola asuh yang keliru berkontribusi besar terhadap krisis kesehatan mental di masyarakat.

“Luka yang tidak terlihat itu justru bisa menjadi luka yang paling dalam. Karena itu, kita semua harus menjadi suara-suara surga bagi orang-orang di sekitar kita,” ujarnya.

Layanan Mental dalam Situasi Darurat

Vitria menegaskan bahwa tema hari kesehatan jiwa sedunia tahun ini berfokus pada akses layanan kesehatan mental dalam bencana dan keadaan darurat. 

RS Jiwa Menur, kata vitria, telah berperan aktif dalam berbagai penugasan kemanusiaan, termasuk pada insiden kebakaran di Grahadi dan bencana Ponpes di Sidoarjo yang belakangan ini terjadi.

“Dalam kondisi bencana, akses pertolongan mental harus bisa menjangkau semua masyarakat. Karena luka batin seringkali lebih berat dari luka fisik,” tuturnya.

Dia pun menyampaikan terkait meningkatnya kasus kekerasan dan self-harm atau melukai diri sendiri, yang berakar pada tekanan mental. Berdasarkan data RS Jiwa Menur, Vitria menyebutkan, bahwa 87 persen kasus melukai diri sendiri dan melukai keluarga terjadi pada kelompok usia produktif (18–59 tahun).

“Banyak kasus kekerasan keluarga dan bahkan bunuh diri dipicu oleh luka batin yang lama disembunyikan. Ini harus jadi perhatian semua pihak,” tegas Vitria.

Tren Kunjungan Pasien RS Jiwa Menur 

RS Jiwa Menur mencatat terdapat peningkatan signifikan dalam jumlah pasien rawat jalan dari tahun ke tahun. Bahwa, untuk pasien dewasa diperkirakan mencapai 29.100 kunjungan pada 2025, naik dari 27.266 di tahun 2024. Untuk pasien anak meningkat menjadi 11.600 kunjungan, sedangkan pasien lansia mencapai 3.626 kunjungan.

Sementara kapasitas tempat tidur juga meningkat dari 230 bed pada 2021 menjadi 400 bed pada 2025, dengan Bed Occupancy Rate (BOR) mencapai 80,63 persen.

“Angka ini menandakan kesadaran masyarakat untuk mencari pertolongan sudah semakin tinggi,” ujarnya.

Hal tersebut berarti adanya stigma negatif terkait anggapan gangguan jiwa yang beredar di masyarakat mulai menjadi bukan hal tabu lagi. Sehingga tidak terlambat untuk ditangani sebelum penyakit mental menjadi lebih serius.

Penyebab dan Catatan Kasus

Salah satu latar belakang gelar wicara ini diadakan, adalah adanya kasus viral yang belakangan banyak dibicarakan masyarakat, yaitu kasus pembunuhan mutilasi yang ratusan potongan-potongan tubuh korban disebar di Kabupaten Mojokerto. 

"Beberapa kasus kriminal dan kekerasan rumah tangga sebagai contoh kasus pembunuhan mutilasi yang potongannya disebar di Mojokerto. Hal itu menunjukkan akar masalah pada luka batin dan gangguan emosi," ucap Vitria.

Tekanan ekonomi dan sosial memperparah kondisi mental masyarakat, sehingga kasus-kasus seperti ini terjadi. Selain tekanan sosial dan ekonomi, Vitria menyoroti pengaruh digital terhadap kesehatan mental anak. 

“Kami bahkan menemukan kasus adiksi pornografi pada anak usia tujuh tahun. Ini karena pengawasan penggunaan gawai yang lemah. Anak-anak membuka konten berisiko dari iklan digital yang muncul tanpa kontrol,” paparnya.

Oleh karenanya, Vitria mengajak masyarakat yang dimulai dari lingkup kecil keluarga untuk memperkuat pola asuh yang sehat dan edukatif agar generasi muda tumbuh tangguh secara mental. 

Kegiatan ini diadakan menjadi bagian dari upaya RS Jiwa Menur yang tak pernah berhenti mengedukasi masyarakat akan pentingnya kesehatan mental. 

"Mental merupakan bagian unsur manusia yang juga bisa terluka dan perlu diobati, sehingga sebelum mentalnya terluka, setiap orang harus sadar untuk mencegahnya dengan pola hidup yang menyenangkan," pungkas vitria.(vin/s)

close
Pasang Iklan Disini