BERKAH News24 - Persatuan Pedalangan Indonesia (Pepadi) Kabupaten Blora menyatakan dukungan penuh terhadap Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta yang berencana membuka Program Studi di Luar Kampus Utama (PSDKU) di Blora, dengan jurusan Seni Pedalangan.
Ketua Pepadi Blora Sukarno menyampaikan dukungannya pada peringatan Hari Wayang Nasional 2025 di Pendopo Rumah Dinas Bupati Blora.
“Kami sangat mendukung pembukaan prodi Seni Pedalangan di Blora. Banyak anak-anak Blora yang berbakat dan berminat mendalami seni pedalangan. Ini langkah tepat untuk mengangkat potensi seni lokal,” ujar Sukarno.
Ia berharap keberadaan jurusan tersebut dapat mencetak generasi penerus yang mampu mempertahankan eksistensi dan melestarikan seni pertunjukan wayang tradisional, baik di tingkat nasional maupun internasional. Selain itu, program ini juga diharapkan dapat melahirkan seniman profesional yang ahli memainkan wayang, bernyanyi, serta menggarap cerita dengan keterampilan teknis yang mendalam.
Dalam rangka memperingati Hari Wayang Nasional (HWN) 2025, Pemerintah Kabupaten Blora melalui Dinas Kepemudaan, Olahraga, Kebudayaan, dan Pariwisata (Dinporabudpar) bekerja sama dengan Pepadi Blora menyelenggarakan pagelaran wayang kulit, wayang krucil, dan wayang golek di Pendopo Rumah Dinas Bupati Blora.
Ketua Pepadi Blora menjelaskan, pagelaran tersebut menampilkan tiga kategori dalang, yaitu dalang anak, remaja, dan muda.
“Alhamdulillah, tahun ini Pemkab Blora dan Pepadi bisa menampilkan dalang dari berbagai generasi. Sesi pagi dalang anak dari Sanggar Cahya Sumirat, sesi siang dalang remaja dari Sanggar Padmawidya SMADA Blora, dan sesi malam dalang muda yang berkolaborasi membawakan tiga jenis wayang,” terang Sukarno.
Adapun dalang yang tampil antara lain:
Sesi 1 (pagi): Sawung Prabaswara (Wahyu Topeng Waja), M. Arsyanda Ismatullah (Gatotkaca Jumeneng Nata), dan Alvian Endix Dwi I (Gatotkaca Lahir).
Sesi 2 (siang): Bagus Darmakusuma dan Raden Djagad Ar Royan (Brubuh Ngalengka).
Sesi 3 (malam): Mayricho Kukuh A.B., Edi Pujianto, dan Igo Ilham Sampurno berkolaborasi dalam lakon Dasamuka Gledek.
Acara tersebut juga dihadiri Asisten Perekonomian dan Pembangunan Sekretariat Daerah Kabupaten Blora, Dasiran, yang mengapresiasi antusiasme para dalang dan pengrawit muda Blora.
“Melihat banyaknya dalang dan pengrawit cilik, kita tidak akan kehabisan generasi pelestari seni wayang,” ujarnya.
Peringatan Hari Wayang Nasional ini memiliki makna penting untuk menumbuhkan rasa cinta dan bangga terhadap budaya Indonesia yang unik, sekaligus mengajarkan nilai-nilai luhur seperti etika, moral, kebijaksanaan, dan kebaikan yang terkandung dalam kisah pewayangan.
Selain sebagai bentuk penghormatan terhadap wayang sebagai warisan budaya dunia, peringatan ini juga menjadi sarana edukasi untuk membentuk karakter bangsa yang positif — karena wayang bukan sekadar tontonan, tetapi juga tuntunan.
Pagelaran wayang kulit ini turut memantik antusiasme pelajar SD, SMP, dan SMA/SMK di Blora untuk datang menonton dan mengenal lebih dekat seni pewayangan.












