BERKAH News24 - Mewarnai rangkaian peringatan Hari Jadi ke-80 Provinsi Jawa Timur, Badan Koordinasi Wilayah (Bakorwil) IV Pamekasan mengadakan acara Festival Batik Madura Tahun 2025. Acara ini bertujuan untuk melestarikan warisan budaya bangsa, khususnya Batik Madura dan mendorong inovasi serta memperluas peluang pasar bagi pengrajin batik lokal.
Bertempat di Gedung Bakorwil IV Pamekasan, Madura, acara Festival Batik Madura terdiri dari beberapa bentuk kegiatan yang meliputi, pameran wastra dan busana Batik Madura, lomba fesyen modeling busana Batik Madura, hingga lomba desain motif Batik Madura.
Selain itu ada pula pameran produk UMKM, festival kuliner Madura, cooking class, lomba food plating dan food photography. Peserta berjumlah 12 pengrajin batik se-Madura, 72 lomba fesyen modeling, dan 66 peserta lomba desain motif batik.
Agenda ini dihadiri oleh Bupati Pamekasan Kholilurrahman, Wakil Bupati Pamekasan Sukrianto, jajaran Forkopimda Jatim, pimpinan perangkat daerah Provinsi Jawa Timur, para tokoh masyarakat, pelaku UMKM, serta pengrajin batik se-Madura.
Ajang Penguatan Madura Sebagai Sentra Batik
Acara dibuka secara resmi oleh Kepala Bakorwil IV Pamekasan, Sufi Agustini, mewakili Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa. Dalam sambutannya, Sufi menyampaikan bahwa festival ini menjadi ajang strategis dalam memperkuat posisi Madura sebagai sentra batik yang memiliki kekayaan motif dan nilai filosofis tinggi.
“Festival Batik Madura merupakan momentum strategis untuk mempromosikan produk-produk unggulan, menarik investasi, serta memperkuat rantai nilai industri kreatif di Madura sekaligus melestarikan budaya agar tidak punah di tengah perkembangan zaman,” ujar Sufi.
Dia pun menyampaikan apresiasinya kepada seluruh pihak yang telah berkontribusi dalam penyelenggaraan kegiatan, termasuk Bank Jatim, Bank UMKM, Pegadaian, dan pihak swasta lainnya yang turut memberikan dukungan terhadap keberlangsungan Festival Batik Madura 2025.
“Festival ini bukan hanya sekadar ajang pameran, tetapi jendela yang memperlihatkan kekayaan budaya dan kreativitas masyarakat Madura yang tak terbatas, dari Bangkalan, Sampang, Pamekasan hingga Sumenep,” tutur Sufi.
Keunikan Batik Madura
Batik Madura, menurut Sufi, memiliki keunikan tersendiri dengan warna-warna berani seperti merah menyala, kuning cerah, dan hijau tegas yang mencerminkan karakter masyarakat Madura yang kuat, tegas, dan berani berjuang.
“Melalui setiap corak dan titik malam, Batik Madura menjadi narasi visual tentang kehidupan, semangat, dan kearifan lokal masyarakat Pulau Garam,” kata Sufi.
Di era modern saat ini, bagi Sufi, batik tidak hanya berperan sebagai simbol budaya, namun juga sebagai motor penggerak ekonomi kreatif. Ribuan masyarakat Madura menggantungkan hidup dari industri batik, mulai dari pembatik, penjahit, hingga penjual produk turunan batik.
“Kondisi ini harus terus kita jaga agar budaya lokal Madura tidak mudah diakui oleh daerah lain maupun negara lain. Tugas kita bersama melestarikannya di tengah pesatnya arus digitalisasi,” terang Sufi.
Melalui festival ini, Sufi mengatakan, Pemerintah Provinsi Jawa Timur, berkomitmen mendukung penuh pengrajin batik dan pelaku UMKM batik lewat berbagai program.
"Dukungan tersebut meliputi, peningkatan kualitas dan inovasi produk, pembukaan akses pasar lewat misi dagang, serta dukungan terhadap regenerasi pembatik muda agar seni membatik tidak punah," sebutnya.
Sufi berharap, penyelenggaraan Festival Batik Madura Tahun 2025 dapat menjadi agenda ikonik tahunan yang semakin mengangkat citra Madura sebagai salah satu sentra batik penting di Indonesia.
“Mari jadikan festival ini sebagai panggung kebanggaan, tempat bertemunya kreativitas, pelaku usaha, dan masyarakat dalam harmoni yang saling menguntungkan,” pungkasnya.(vin/s)












