BERKAH News24 - Kelurahan banjarejo Kecamatan Taman Kota Madiun, tercatat sebagai kelurahan dengan penderita kasus hipertensi terbanyak di Kota Madiun.
Hingga, Pemerintah Kota Madiun bersama BPJS Kesehatan Cabang Madiun menginisiasi program Kampung Hipertensi. Dengan menjadikan Kelurahan Banjarejo sebagai percontohan.
Kepala BPJS Kesehatan Cabang Madiun Wahyu Dyah Puspitasari menyebut, hipertensi dan diabetes menjadi penyakit dengan jumlah kunjungan tertinggi di fasilitas kesehatan tingkat pertama. Hal ini berakibat pada biaya pelayanan hipertensi yang terus meningkat tiap tahunnya.
“Kalau sudah komplikasi, bisa berdampak ke jantung, ginjal, bahkan mata,” ungkapnya.
Menurutnya, edukasi menjadi bagian penting dalam pengelolaan hipertensi.
Dukungan keluarga dan lingkungan sekitar sangat dibutuhkan agar pasien disiplin menjalani pola hidup sehat dan pengobatan.
“Sebab bila tanpa dukungan, pasien cenderung abai,” tambahnya.
Sementara itu Wali Kota Madiun Maidi mengatakan, kampung hipertensi ini tidak sekadar pemeriksaan medis bagi mereka yang sudah terjangkit. Namun juga penyediaan berbagai fasilitas dan edukasi masyarakat hingga layanan kesehatan secara berkala.
“Kami ingin warga sehat dan teredukasi. Ini bagian dari
komitmen mewujudkan Kota Madiun yang peduli kesehatan,” terangnya.
Lalu, Apa itu Hipertensi?
Mengutip dari halodoc.com, Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan kondisi ketika tekanan darah di atas batas normal (130/80 mmHg atau lebih).
Kondisi ini dapat menyebabkan berbagai macam komplikasi kesehatan yang membahayakan nyawa jika dibiarkan.
Bahkan, gangguan ini dapat menyebabkan peningkatan risiko terjadinya penyakit jantung, stroke, hingga kematian.
Istilah tekanan darah sendiri bisa digambarkan sebagai kekuatan dari sirkulasi darah terhadap dinding arteri tubuh yang merupakan pembuluh darah utama.
Besarnya tekanan yang terjadi bergantung pada resistensi dari pembuluh darah dan seberapa intens jantung untuk bekerja.
Seseorang dapat mengalami tekanan darah tinggi apabila
semakin banyak darah yang dipompa oleh jantung dan akibat sempitnya pembuluh
darah pada arteri.
Hipertensi dapat diketahui dengan pemeriksaan secara rutin pada tekanan darah. Hal ini direkomendasikan untuk dilakukan setiap tahun oleh semua orang dewasa.
Pembacaan tekanan darah dilakukan dalam satuan milimeter
air raksa (mmHg). Hasil pemeriksaan akan terbagi menjadi dua nomor, yaitu:
- Angka pertama atau sistolik mewakili tekanan dalam pembuluh darah ketika jantung berkontraksi atau berdetak.
- Angka kedua atau diastolik mewakili tekanan di dalam pembuluh darah ketika jantung beristirahat di antara detaknya.
Seseorang bisa dikatakan mengalami hipertensi jika angka
tekanan darah sistolik dari pengukuran selama dua kali berturut-turut
memperlihatkan hasil yang lebih besar dari 140 mmHg, dan/atau angka tekanan
darah diastolik menunjukkan hasil yang lebih besar dari 90 mmHg.(*)