BERKAH News24 - Bupati dan Wakil Bupati Bojonegoro melakukan penanaman alpukat di lahan Perhutani di Kecamatan Dander. Gerakan tanam pohon tumpang sari ini sebagai salah satu program quick win 100 hari kerja dalam menjaga kelestarian lingkungan.
Kegiatan hasil kerjasama antara Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Bojonegoro dengan Perhutani KPH Bojonegoro ini sekaligus sebagai bentuk komitmen menjaga kelestarian lingkungan dan menjadi langkah nyata Bupati dan Wakil Bupati dalam mewujudkan Hutan Produktif dan Berkelanjutan.
Menurut Bupati Setyo Wahono pemkab telah bersinergi dengan Perhutani dalam rangka membangun, melestarikan, dan memanfaatkan hutan dengan baik dan bijak. Juga sebagai perbaikan tata kelola dan struktur hutan untuk menjaga hutan dan alam.
"Alpukat ini lebih cocok ditanam di lahan miring. Saran dari Perhutani juga bagus ditanam di tepi sungai agar tidak terjadi erosi. Bermanfaat untuk menahan pengikisan dan memperbaiki struktur tanah, dan hasil panen juga lebih baik. Sarannya perbanyak utamanya di lahan tepi sungai," ujarnya.
Bupati yakin ke depan hasil tanam alpukat ini akan bagus, karena varietas ini sangat cocok di tanam di kawasan hutan Perhutani. Nanntinya diharapkan bisa meningkatkan hasil petani hutan. Dengan harga yang bagus juga memberikan banyak peluang ekonomi.
Bantuan bibit alpukat dari DKPP Bojonegoro ini, lanjut Mas Wahono-sapaan akrabnya-juga rencananya ditanam di Kecamatan Ngasem sebanyak 300 bibit. Sementara bibit pohon durian sebanyak 500 akan ditanam Kecamatan Sekar. Sedang di Kecamatan Kedewan akan ditanami 1.000 pohon kopi. Semuanya memanfaatkan lahan Perhutani.
"Pemkab Bojonegoro terus berusaha menjaga lingkungan dan melestarikan hutan bekerjasama dengan Perhutani dalam rangka menanam buah-buahan di lahan hutan dan berharap ada dukungan dari masyarakat, pemdes dan Perhutani agar program ini berhasil dan mampu memberikan manfaat pada masyarakat dan memperbaiki kelestarian lingkungan," ucapnya.
Plt Kepala Dinas DKPP Bojonegoro Zaenal Fanani mengatakan, penanaman tanaman tumpang sari di lahan Perhutani ini diperuntukkan bagi Kelompok Keluarga prasejahtera untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar hutan. Alpukat varietas Siger sengaja dipilih karena cocok untuk dataran rendah dan teruji bisa panen dalam 2,5 tahun.
"Sejumlah 800 tanaman alpukat diberikan untuk area tanam seluas sekitar 6 hektar dan penerima adalah Gapoktan Sumber Makmur Desa Dander," pungkasnya. (yan/hjr)